Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
Olahraga
16 jam yang lalu
Zaira Kusuma: Perjalanan Masih Panjang dan Harus Tetap Latihan
2
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
Olahraga
16 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Siapkan Agenda Khusus Setelah Piala Asia U-17 Wanita
3
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
Pemerintahan
16 jam yang lalu
KPU DKI Menerima Penyerahan Dukungan Perseorangan
4
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
Olahraga
12 jam yang lalu
Tekad Serdadu Tridatu Amankan Poin Penuh di Semi Final Leg Pertama
5
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
Olahraga
12 jam yang lalu
Kepiawaian Okto Membawa Pencak Silat Dapat Pengakuan IOC
6
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Olahraga
12 jam yang lalu
Tren Buruk Persib Dari Bali United Tidak Penting Bagi Hodak
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Selain Pelajar, Lansia di Bone Sulsel Juga Meninggal Usai Divaksin

Selain Pelajar, Lansia di Bone Sulsel Juga Meninggal Usai Divaksin
Ilustrasi pekaman prokes Covid. (Foto: Istimewa)
Selasa, 28 Desember 2021 19:15 WIB

JAKARTA - Kasus kematian usai divaksin di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, sebanyak dua orang. Selain Nur Widya, seorang pelajar, juga Selleng (80), seorang lansia warga Kecamatan Bengo, Kabupaten Bone meninggal usai divaksin.

Kabarnya, Seleng mendapat suntikan vaksin pada Kamis 23 Desember 2021 lalu. Sejak saat itu, kondisi kesehatan terus menurun. Hingga pada Sabtu 25 Desember 2021 pagi, dia meninggal dunia. Sedangkan Andi Nur Widya meninggal dunia, setelah mendapatkan vaksin kedua di sekolahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Arman Bausat, membenarkan adanya dua warga di Kabupaten Bone meninggal dunia setelah menerima suntikan vaksin Covid-19.

"Iya, itu memang benar, satu anak-anak dan satu orang tua. Kita masih investigasi penyebabnya apakah betul karena itu, nanti saya lapor itu ya. Dari informasi, ini kan masih laporan dan informasinya sepihak,” kata Arman, yang dikutip keterangannya, Selasa, 28 Desember 2021.

Arman mengungkapkan, jika Andi Nur Widya mempunyai riwayat penyakit jantung. Sedangkan Seleng mempunyai riwayat penyakit hipertensi. "Kita coba investigasi dulu, jadi ada kondisi yang tidak bisa diterangkan. Ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), itu artinya dari seratus juta penduduk indonesia tidak semua rusak," jelasnya.

Arman berharap, dengan adanya kejadian orang meninggal setelah vaksinasi tidak tersebar hoaks. Sehingga dengan kasus ini menghilangkan manfaat vaksinasi, tidak boleh satu atau dua kasus merusak yang lainnya.

"Kita antisipasi, jangan sampai kasus ini menghilangkan manfaat vaksinasi. Ya, tidak boleh itu satu menghilangkan manfaatnya,” kata dia.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Kesehatan, Sulawesi Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/