Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
2
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
13 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
3
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
11 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
12 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
11 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Saatnya Milenial Berperan Menjaga Keberlanjutan Kelapa Sawit

Saatnya Milenial Berperan Menjaga Keberlanjutan Kelapa Sawit
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud. (Foto: Istimewa)
Senin, 13 Desember 2021 10:45 WIB

JAKARTA - Wilayah Indonesia terdiri atas 33 provinsi dan 26 provinsi diantaranya menjadikan kelapa sawit sebagai sumber perekenomian masyarakat.

"Kemudian ada sekitar 400 kabupaten yang tumbuh kelapa sawit," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud dalam kegiatan talkshow #Sudah Saatnya Kolaborasi Antar Generasi di Jakarta, Jumat (10/12) lalu.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Lebih lanjut disampaikan Musdhalifah, berdasarkan hasil riset, wilayah-wilayah yang ditumbuhi kelapa sawit memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi 2 – 3 lipat lebih tinggi dibandingkan wilayah yang ditumbuhi komoditas lainnya. "Kontribusi untuk devisa yang tertinggi adalah dari kelapa sawit. Oleh karena itu, kelapa sawit harus terus diperjuangkan dan dijaga keberlanjutannya," ungkap Musdhalifah.

Musdhalifah juga mengatakan bahwa tak dapat dimungkiri, masih banyak informasi menyesatkan seputar kelapa sawit. Isu menyesatkan ini merupakan upaya pembodohan bagi generasi muda. Sebagai contoh, adanya tekanan NGO antisawit terhadap perusahaan ritel furniture terbesar di dunia agar tidak lagi menjual lilin dari sawit.

"NGO ini menuduh 130 ribu Orang Utan mati karena kelapa sawit. Faktanya, populasi Orang Utan di Indonesia 55 ribu. Lalu dari mana angka 130 ribu ini," ujar Musdhalifah.

Sementara itu, kata Musdhalifah, seluas 27 juta hektar Kawasan Konservasi sudah diperuntukkan bagi habibat spesies-spesies yang dilindungi, termasuk Orang Utan di Indonesia.

Disampaikan Musdhalifah, kelapa sawit juga pernah dituding sebagai penyebab hilangnya 700 juta hektar lahan dunia. “Bagaimana bisa? Tanaman kelapa sawit yang ada di dunia itu tidak lebih dari 34 juta hektar,” kata Musdhalifah.

Peran generasi milenial sangat diperlukan untuk menjawab isu negatif dan mempertahankan kontribusi kelapa sawit bagi Indonesia. “Sudah saatnya kolaborasi antar generasi untuk diteruskan. Generasi milenial dibutuhkan negara agar kelapa sawit tetap ada,” harap Musdhalifah.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/