Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
5 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
4 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
3
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
4
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
3 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
5
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
3 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Antisipasi Varian Baru Omicron, Perketat Prokes, Vaksinasi dan Deteksi Dini

Antisipasi Varian Baru Omicron, Perketat Prokes, Vaksinasi dan Deteksi Dini
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi. (Foto: Istimewa)
Kamis, 09 Desember 2021 00:34 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Pemerintah terus memantau virus COVID-19 varian baru Omicron. Berbagai upaya dan kebijakan diambil guna mencegah virus tersebut masuk ke Indonesia.

Munculnya varian ini menjadi bukti bahwa COVID-19 tetap harus diwaspadai. Oleh karena itu, meski pandemi dalam situasi landai di Indonesia, pemerintah tetap meminta masyarakat agar terus menjaga protokol kesehatan dan segera melengkapi vaksinasi.

World Health Organization atau WHO menyatakan varian B.1.1.529 atau Omicron pertama kali ditemukan di Benua Afrika pada 24 November 2021. Hanya dua hari sesudahnya, varian ini telah dikategorikan sebagai variant of concern.

Omicron disebut sebagai salah satu virus yang sangat cepat dalam penularan dan di berbagai negara, penelitian terus dilakukan untuk mempelajari varian baru ini. "Jumlah negara yang melaporkan sudah hampir 45 negara, jadi sangat cepat penyebarannya,” ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi dalam sebuah Dialog Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) - KPCPEN, Selasa (7/12/2021).

Siti Nadia msnegaskan bahwa penyebaran Omicron sangat cepat. Bahkan, lanjut dia, di beberapa negara, terdapat kasus di mana orang yang terinfeksi tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

Oleh karena itu Nadia mengingatkan, bahwa sejalan dengan pengetatan pintu masuk, masyarakat di dalam negeri juga harus tetap waspada.

Terkait situasi di tanah air, Nadia menyampaikan, meski laju penularan rendah, namun varian Delta yang mendominasi virus COVID-19 di Indonesia masih terus bermutasi. Setidaknya 23 varian turunan telah teridentifikasi. Artinya, kata Nadia, upaya pengendalian seperti disiplin prokes, vaksinasi dan deteksi dini adalah keharusan. "Kalau prokes dilakukan, dapat mencegah virus menemukan inang baru untuk berkembang," tuturnya.

Sedangkan vaksinasi, dikatakannya, selain mencegah sakit parah, juga akan menekan jumlah populasi virus. "Bila semua sudah divaksinasi, kita akan punya benteng kekebalan yang bisa menjaga kita dari varian baru dari luar negeri maupun munculnya varian baru di dalam negeri," papar Nadia.

Senada dengan Nadia, Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo menyampaikan bahwa apapun varian virusnya, masyarakat diharapkan menerapkan 100% prokes dan melengkapi vaksinasi sebagai upaya pencegahan.

Windhu menjelaskan, Omicron memunculkan gejala yang kurang lebih sama, yakni seperti influenza pada umumnya, yang membedakan adalah tempat mutasinya.

Cara penularannya pun tak jauh berbeda, yaitu melalui droplet dan bisa sebagai airborne (penyakit yang menyebar lewat udara) di tempat tertutup.

Selama masih terjadi penularan, ujarnya, maka mutasi akan selalu dapat terjadi. "Jadi prokes tetap nomor satu untuk mencegah tertular atau menulari orang lain, dan mencegah terjadinya mutasi baru," tandas Windhu.

"Kalau ingin mencegah mutasi, jangan sampai terjadi transmisi," tambahnya.

Terkait percepatan vaksinasi, ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih vaksin atau bahkan menolak vaksin. Sebab, ujarnya, vaksin memberikan perlindungan ketika kita terpapar virus, agar tidak sakit berat bahkan risiko yang lebih buruk lainnya. "Kalau bisa 100% vaksinasi dosis lengkap, kita akan lebih aman," ujar Windhu.

Apabila upaya-upaya tersebut dapat berlangsung baik, Windhu mengatakan cukup optimis dengan situasi pandemi saat ini, di mana Indonesia sedang dalam proses. "Endemi adalah sasaran antara, goal kitabadalah terkendalinya COVID-19 sehingga nyaris nol (kasus)," tuturnya.

Sementara itu, Deputi Eksternal Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, Makhyan Jibril menyampaikan bahwa selain prokes dan vaksinasi, sangat penting untuk membiasakan hidup sehat, agar seandainya terpapar virus, kita dapat terhindar dari sakit berat.

Ia menjelaskan bahwa virus COVID-19 memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan penelitian masih terus dilakukan pada varian Omicron, termasuk tentang kemampuan virus tersebut menghindari sistem imun manusia. Sembari menunggu, masyarakat diharapkan terus menjalankan ikhtiar guna perlindungan kesehatan.

Jibril menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan upaya-upaya tersebut, sehingga komunikasi dan edukasi harus selalu digencarkan melalui berbagai cara. "Pendekatan berbasis kultural dan komunitas juga harus dilakukan untuk vaksinasi dan prokes," lanjutnya.

Menghadapi ancaman varian virus baru, Jibril meminta masyarakat jangan panik, sebaiknya bertindak rasional dengan cara menerapkan prokes serta melengkapi vaksinasi, khususnya percepatan vaksinasi lansia. Ujian terbesar new normal, dikatakan Jibril, adalah akhir tahun ini. "Kalau kita bisa melewati ujian ini, semoga situasi terkendali ini bisa dipertahankan," paparnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/