Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
Olahraga
19 jam yang lalu
Kadek Agung Sedih Bali United Kebobolan Di Menit Akhir
2
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
Olahraga
19 jam yang lalu
Madura United Persembahkan Kemenangan Untuk Suporter
3
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
Olahraga
16 jam yang lalu
PSSI Terima Kasih pada Suporter Yang Dukung Timnas Indonesia
4
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
Olahraga
19 jam yang lalu
Riski Afrisal Langsung Fokus Penuh Untuk Laga Leg Kedua
5
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
Olahraga
18 jam yang lalu
Borneo FC Sudah Tampilkan Yang Terbaik, Angga Saputro: Masih Ada Peluang
6
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

PSI: APBD 2022 DKI Berpotensi Defisit Rp5,2 Triliun

PSI: APBD 2022 DKI Berpotensi Defisit Rp5,2 Triliun
Ilustrasi APBD. (gambar: ist./pixabay)
Rabu, 03 November 2021 10:15 WIB
JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam siaran resmi yang dikutip di Jakarta, Rabu (3/11/2021), mengungkap potensi defisit Rp5,2 triliun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta.

Anggota Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Eneng Malianasari menyebut, potensi defisit itu berasal dari target pajak yang naik Rp2 triliun (dari awalnya Rp43,5 triliun menjadi Rp45,5 triliun) dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) tahun 2022 yang tengah dibahas Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (Pemprov DKI) Jakarta bersama DPRD.

"Pemprov DKI masih ngos-ngosan mengejar target pajak tahun 2021 sebesar Rp37,2 triliun, dengan realisasi per 2 November baru Rp 28 triliun. Sementara, pemerintah juga sedang waspada gelombang ketiga pandemi Covid-19, sehingga kondisi perekonomian tahun 2022 diperkirakan belum akan pulih. Oleh karena itu, seharusnya target pajak 2022 jangan terlalu tinggi agar anggaran tidak defisit," kata Eneng dikutip GoNEWS.co.

Eneng mengingatkan, realisasi pendapatan pajak pada tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19 hanya Rp40,3 triliun. Sedangkan realisasi pajak pada 2020 terjun bebas menjadi hanya Rp31,9 triliun.

"Tahun 2019 situasi perekonomian berjalan normal dengan kecepatan tinggi, sedangkan tahun 2022 masih dibayang-bayangi pandemi Covid-19. Oleh karena itu, secara logika pendapatan pajak tahun 2022 tidak akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Jika kita pakai asumsi bahwa realisasi pajak tahun 2022 sama dengan 2019, maka akan ada defisit Rp 5,2 triliun. Jika anggaran defisit, siapa yang akan nombok?" ucap Eneng.

Di sisi lain, Eneng juga menyoroti penambahan anggaran belanja di berbagai kegiatan pada saat pembahasan di DPRD. Namun pihaknya masih melakukan inventarisasi nilai pertambahan anggaran kegiatan tersebut.

"Perkiraan defisit Rp5,2 triliun itu belum menghitung anggaran belanja yang semakin membengkak. Kami berharap Pak Gubernur Anies Baswedan turun tangan mengurusi perencanaan anggaran agar APBD 2022 tidak carut-marut," ujar Eneng.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Pemerintahan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/