Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
11 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
10 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
9 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
10 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
10 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Home  /  Berita  /  Politik

Bukan Turun Harga, PAN MInta Jokowi Hapus Tes PCR Atau Gratis

Bukan Turun Harga, PAN MInta Jokowi Hapus Tes PCR Atau Gratis
Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay. (Foto: Istimewa)
Selasa, 26 Oktober 2021 12:05 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta harga tes PCR diturunkan usai muncul kritik karena pemerintah menetapkan hasil negatif Covid-19 berdasarkan tes PCR 2x24 jam sebagai syarat naik pesawat. PAN mengapresiasi sikap Presiden Jokowi tapi tetap menyarankan agar syarat tes PCR untuk naik pesawat dihapus.

"Saya mengapresiasi permintaan Presiden Jokowi untuk menurunkan harga tes PCR menjadi Rp 300 ribu. Ini menunjukkan bahwa Presiden mendengar keluhan yang ada di tengah masyarakat. Dalam konteks ini, Presiden kelihatannya tidak mau membebani masyarakat di masa pandemi saat ini," kata Ketua Fraksi PAN DPR RI, Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).

Namun, menurut Saleh, permintaan menurunkan harga PCR tidak menyelesaikan masalah. Sebab, biaya tes PCR tetap saja akan membebani. Apalagi, yang dibebani adalah para penumpang yang menggunakan transportasi udara.

Faktanya, tidak semua orang yang naik pesawat memiliki dana yang berlebih. Masih banyak orang yang merasa berat dengan beban membayar tes PCR. "Belakangan ini tuntutannya kan menghapus persyaratan tes PCR bagi penumpang pesawat. Nah, kalau hanya diturunkan dan diperpanjang masa berlakunya, akar masalahnya belum tuntas. Orang-orang tetap masih harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar tes PCR-nya," sebut anggota Komisi IX DPR itu.

Saleh meminta Presiden Jokowi mengevaluasi syarat tes PCR untuk naik pesawat. Sebab, tes PCR tersebut dinilai tidak menjamin semua penumpang aman dan tidak tertular Corona. "Orang yang dites itu aman pada saat dites dan keluar hasilnya. Setelah itu, belum ada jaminan. Bisa saja ada penularan pada masa 3x24 jam," ucap Saleh.

"Betul tes PCR ini bisa meningkatkan kehati-hatian. Tetapi, apakah itu bisa diandalkan secara total? Rasanya tidak. Apalagi, tes yang sama tidak diberlakukan bagi penumpang angkutan lainnya," imbuhnya.

Ada 4 alternatif yang diusulkan Saleh terkait kebijakan syarat tes PCR ini. Pertama, menghapus kewajiban tes PCR bagi penumpang pesawat. Kedua, kalau syarat tes PCR tetap diberlakukan, biayanya ditanggung pemerintah.

Ketiga, memperpanjang masa berlaku hasil test PCR. Kalau perlu, masa berlakunya adalah 7x24 jam. Meskipun ini tetap membebani para penumpang, tetapi tidak terlalu berat sebab hasil test tersebut dapat dipergunakan untuk beberapa kali penerbangan.

"Dulu masa berlakunya bisa lebih dari seminggu. Kenapa sekarang semakin diperketat? Kalau kasusnya mereda, semestinya masa berlaku hasil PCR pun diperpanjang. Nanti kalau ada kenaikan lagi, bisa dipikirkan untuk memperketat lagi," tutur Saleh.

Keempat, kebijakan tes PCR diganti dengan tes antigen. Meski tingkat akurasinya lebih rendah dari PCR, biayanya terjangkau. "Tujuan testing kan untuk memastikan bahwa semua calon penumpang tidak terpapar. Nah, antigen ini juga bisa digunakan. Hanya saja, tingkat akurasinya sedikit lebih rendah. Banyak juga orang yang test antigen yang dinyatakan positif, lalu dikarantina dan diisolasi. Artinya, testing antigen tetap efektif untuk dipergunakan," pungkas Ketua DPP PAN itu.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/