Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
Umum
24 jam yang lalu
Christian Bautista Pembuka Konser Nostalgia All-4-One di Jakarta
2
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
Umum
23 jam yang lalu
Syahrini Hamil Anak Pertamanya
3
Jepang Kalahkan Tiongkok untuk Merebut Posisi Teratas Grup B
Olahraga
24 jam yang lalu
Jepang Kalahkan Tiongkok untuk Merebut Posisi Teratas Grup B
4
All-4-One Kembali Hadir di Jakarta Dalam Tour Peringatan 30 Tahun
Umum
24 jam yang lalu
All-4-One Kembali Hadir di Jakarta Dalam Tour Peringatan 30 Tahun
5
Dicintai Rakyat, Projo Sulsel: Pa Jokowi Jangan Pulang Kampung Dulu
Politik
20 jam yang lalu
Dicintai Rakyat, Projo Sulsel: Pa Jokowi Jangan Pulang Kampung Dulu
6
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Olahraga
7 jam yang lalu
Stefano Cugurra Siapkan Cara Hentikan Da Silva-Ciro di Semifinal Leg Pertama
Home  /  Berita  /  Nasional

90an Persen Produk E-Commerce Disebut Masih Impor, DPD Dorong Penguatan UMKM

90an Persen Produk E-Commerce Disebut Masih Impor, DPD Dorong Penguatan UMKM
Ilustrasi e-commerce. (gambar: ist./indianretailer)
Minggu, 24 Oktober 2021 06:12 WIB
KUNINGAN - Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam kunjungannya di Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (23/10/2021) menyampaikan perhatiannya pada daya saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal di pasar daring atau e-commerce.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kata LaNyalla, transaksi e-commerce sepanjang 2020 mencapai Rp253 triliun dan diperkirakan bisa mencapai Rp337 triliun pada 2021. Sayangnya, 90 persen lebih produk yang dijual di e-commerce Indonesia adalah produk impor.

"Platform e-commerce itu seakan dikuasai oleh produk impor. Maka, saya menilai penting untuk meningkatkan dan memperkuat kemampuan UMKM kita agar berdaya saing yang akhirnya berdampak positif terhadap perekonomian nasional," kata LaNyalla dikutip dari rilisnya, Minggu (24/10/2021).

LaNyalla yang juga menjabat Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Jawa Timur itu berpandangan, UMKM di luar negeri seperti China lebih siap dalam memasuki ekosistem ekonomi digital yang sudah merambah pasar global.

"Ini merupakan tantangan yang besar. UMKM di Indonesia harus memiliki kesadaran dan terus-menerus diberikan edukasi dan peningkatan kapasitas dalam produksi, baik SDM maupun kualitas produk," tegas LaNyalla.

Menurutnya, salah satu kelemahan pelaku UMKM dalam negeri adalah masih banyaknya pelaku UMKM yang belum memiliki kemampuan dan pengetahuan digital yang cukup. Meskipun pelaku UMKM milenial telah ada yang merambah pasar internasional melalui kanal media sosial seperti Instagram dan Facebook, namun persentase mereka masih kecil dibanding dengan UMKM konvensional.

"Pelaku UMKM perlu dibekali dengan pemahaman keuangan secara profesional dan akses pembiayaan serta pengelolaan yang profesional untuk merambah pasar ekspor," papar LaNyalla.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Ekonomi, Nasional, DPD RI, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/