Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
10 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
8 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
9 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
4
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
8 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
8 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Home  /  Berita  /  Olahraga

Senny Marbun Bicara Tentang Peran Pemerintah Melalui Menpora Amali

Senny Marbun Bicara Tentang Peran Pemerintah Melalui Menpora Amali
Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun. (Dok. Kemenpora)
Kamis, 30 September 2021 01:13 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Ketua National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun bicara soal peran pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali dalam raihan prestasi yang gemilang atlet Paralimpiade Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020.

“Kalau soal keberhasilan atlet sekarang ini, saya bukan cari muka, tapi ini karena tangan dingin pak menteri (Zainudin Amali),” kata Senny Marbun saat menjadi narasumber Solopos Virtual Talkshow Haornas bertajuk “Tantangan Pembinaan Prestasi Olahraga Disabilitas”, Rabu (29/9/2021) malam.

Menurut Senny Marbun, selama Menpora Amali memberikan ruang gerak yang luas kepada NPC Indonesia dan membebaskan mereka untuk mengikuti event-event olahraga internasional untuk mendapatkan poin sehingga bisa lolos ke paralimpiade.

“Beliau (Menpora Amali) mengatakan, kalian harus mengejar single-single event, mengejar poin biar bisa masuk ke paralimpiade. Dan, itu kita lakukan dan ternyata memang Tuhan mengizinkan kita berangkat dengan 23 kuota (atlet),” pungkasnya.

Disamping itu, Senny Marbun menilai Menpora Amali sangat memahami cara memajukan olahraga di Tanah Air. Hal itu terlihat dari Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang menjadi pedoman pembinaan olahraga prestasi, termasuk di dalamnnya mengatur atlet difabel.

“Yang bikin desain olahraga itu kan pak menteri. Jadi beliau mengerti olahraga seperti apa, apa yang harus dikerjakan,” ujarnya.

Atas arahan dan kebebesan yang diberikan Menpora Amali, lanjut Marbun, pihaknya pun berhasil meningkatkan jumlah atlet yang bertanding di Paralampiade dari sebelumnya. Pada Paralimpiade di Rio De Jeneiro tahun 2016, Indonesia hanya mengirim 9 atlet dan mendapatkan 1 perunggu. Sementara di Paralimpiade 2020 di Tokyo, Indonesia berhasil mengirim 23 atlet dan meraih 9 medali diantaranya 2 emas, 3 perak dan 4 perunggu.

“Bisa mendapatkan 2 emas itu benar-benar luar biasa. Itu olimpiade, tingkat dunia. Jadi untuk mendapatkan itu, karena kita sekarang udah dapat jadi biasa-biasa aja. Tapi untuk mengejar itu saya waktu melihat Ratri dan Hary waktu pertandingan di sana jantung saya hampir putus,” bebernya.

“Oleh karena itu, butuh pemimpin yang betul-betul mengerti olahraga. Olahraga ini kalau pemimpinnya tidak mengerti olahraga omong kosong semuanya. Jadi seorang pemimpin olahraga harus mengerti olahraga,” tambahnya.

Pada kesempatan ini, Senny Marbvu mengungkapkan bahwa mencetak atlet sangatlah sulit, bahkan tidak semudah membalikan telapak tangan apalagi untuk atlet difabel. Sebab, atlet yang dicari adalah mereka yang serius dan benar-benar mau latihan. Selain itu, atlet juga akan dilihat strukturnya cabang olahraga apa yang cocok dengannya apakah itu atlet angkat berat, atletik, menembak atau swimming.

“Selain itu, kadang-kadang kalau di daerah masih banyak orang cacat yang enggak mengerti olahraga dan kadang-kadang masih banyak orang tua yang menyembunyikan anaknya karena takut dibilang banyak dosa karena punya anak cacat,” tukasnya.

Oleh karena itu, Marbun berharap kepada Kemenpora agar Sekolah Khusus Olahraga (SKO) sekaligus training camp atlet difabel nantinya dikelola oleh NPC Indonesia sehingga pengelolaannya dapat dipantau langsung.

“Kalau boleh SKO, kalau bisa betul-betul di bawah NPC. Kita yang menentukan kuotanya, kita yang menentukan latihannya biar kita tahu limit yang akan kita kejar di SKO sampai kemana. Tolong disiapkan dana untuk SKO agar atlet jangan cuma 25 orang, kalau bisa 100 orang,” harapnya.

Hadir dalam acara ini, Menpora Amali diwakili Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta, peraih medali emas Paralimpiade 2020, Leani Ratri Oktila dan Hary Susanto. Hadir pula Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia dan perwakilan dari Pemerintah Kota Solo. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/