Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
24 jam yang lalu
Rizky Akan Terus Jaga Performa Menuju Olimpiade 2024 Paris
2
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
Umum
22 jam yang lalu
Kesit Budi Handoyo Siapkan Pakta Integritas untuk Kepengurusan PWI Jaya 2024-2029
3
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
Umum
22 jam yang lalu
Dewi Sandra Soroti Pentingnya Produk Halal di Brave Beauty Summit Qatar
4
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
Umum
22 jam yang lalu
Catherine Wilson Fokus pada Kesehatan dan Karier di Tengah Proses Perceraian
5
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
Olahraga
20 jam yang lalu
Kembali Hadir Selepas Pandemi Covid-19, Titan Run 2024 Siap Manjakan Para Runner
6
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
3 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
Home  /  Berita  /  Umum

Cerita Suku Anak Dalam Tolak Bansos

Cerita Suku Anak Dalam Tolak Bansos
Suku Anak Dalam saat menerima KTP-el. (foto: dok. suku anak dalam)
Senin, 09 Agustus 2021 22:57 WIB
JAKARTA - Kelompok Suku Anak Dalam (Orang Rimba di Jambi) pimpinan Tumenggung Ngelembo tak terima bantuan sosial (bansos) hingga saat ini.

"Sampai sekarang," kata Tumenggung Ngelembo kepada GoNEWS.co, Senin (9/8/2021) malam.

Ngelembo menjelaskan, bukan tak ada jatah bansos untuk warga di kelompoknya, tapi jumlah Bansos dari pemerintah tak merata untuk 53 orang warganya yang sudah memiliki KTP-el.

Juli lalu, ada sebanyak 17 orang warganya yang masuk data penerima bansos berupa beras, telur dan mie. Tapi terpaksa Ia tolak.

"Kita bingung, kelompok saya yang bikin KTP ada 53 orang, kok yang terdata hanya 17 orang?" kata Ngelembo.

Ia menuturkan, beberapa bulan lalu sebanyak 53 orang warganya telah membuat KTP-el. Warganya rela difoto untuk kepentingan pembuatan kartu identitas itu, meskipun foto diri perempuan rimba adalah larangan adat dari nenek moyang mereka.

Ngelembo mengatakan pada warga kala itu, tanpa foto tak bisa punya KTP-el dan tanpa KTP-el pemerintah tak bisa memberi bantuan.

"Lalu sekarang ibu-ibu menuntut saya karena mereka sudah melanggar adat, tapi bantuan tak didapat (hanya sebagian orang yang dapat, red)" kata Ngelembo.

Untuk diketahui, Orang Rimba di Jambi tersebar di hutan-hutan di beberapa kecamatan. Mereka hidup berkelompok-kelompok dimana setiap kelompok dipimpin oleh seorang tumenggung. Ngelembo adalah salah satu tumenggung untuk kelompok Orang Rimba di kawasan Desa Jelutih, Kecamatan Batin, Kabupaten Batanghari.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Umum, Jambi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/