Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
Olahraga
24 jam yang lalu
Borneo FC Siap Lawan Madura United Dan Tambahan Dukungan Spesial
2
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Forum LKS Jakarta Apresiasi Bantuan 1.300 Paket Sembako dari Jokowi
3
Ketua FKDM DKI Apresiasi Kebijakan Solutif Pj Gubernur untuk Jukir Minimarket
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Apresiasi Kebijakan Solutif Pj Gubernur untuk Jukir Minimarket
4
Pemprov DKI Sabet Penghargaan di Seoul International Travel Fair (SITF) 2024
Pemerintahan
24 jam yang lalu
Pemprov DKI Sabet Penghargaan di Seoul International Travel Fair (SITF) 2024
5
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Umum
6 jam yang lalu
5 Rekomendasi Sepatu Puma di Blibli
Home  /  Berita  /  Olahraga

Fadlan Prawira Tak Ingin Tokyo Jadi Olimpiade Pertama dan Terakhir

Fadlan Prawira Tak Ingin Tokyo Jadi Olimpiade Pertama dan Terakhir
Fadlan Prawira. (foto: ist.)
Jum'at, 30 Juli 2021 23:36 WIB
TOKYO - Fadlan Prawira menutup perjalanannya di Olimpiade Tokyo 2020 saat berlomba di nomor 1.500 meter gaya bebas di Tokyo Aquatics Center, Jumat (30/7/2021) malam.

Pada lomba terakhirnya, Fadlan menempati peringkat tiga dengan catatan waktu 15:29.94, terpaut 22 detik di belakang peringkat pertama Daniel Wiffen dari Irlandia.

Atlet berusia 23 tahun ini bersyukur telah berhasil menyelesaikan seluruh lomba yang diikuti meski hasilnya belum terlalu memuaskan karena belum bisa memecahkan rekor nasional.

"Alhamdulillah, semua sudah beres dan saya telah memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Dari catatan waktu belum masuk rekor terbaik saya ataupun rekor nasional, tapi catatan waktu ini yang terbaik sepanjang tahun 2020 karena selama ini tidak ada perlombaan, hanya kompetisi antar tim pelatnas. Ini hasil yang cukup baik dari kacamata saya pribadi karena lebih baik dari waktu saat Olympic trial di Jakarta," kata Fadlan dalam rilis yang diterima GoNEWS.co, Jumat malam.

Perenang asal Jawa Barat ini sempat bersaing di beberapa ratus meter awal. Memasuki pertengahan lomba, Wiffen mulai meninggalkan Fadlan dan Marcelo Acosta. Meski lebih banyak menggunakan kayuhan tangan dan sesekali menggerakkan kaki, Wiffen dan Acosta mulai meninggalkan Fadlan, yang tertahan di urutan tiga.

Tentang teknik dan strategi yang digunakan kedua lawannya, Fadlan mengatakan bahwa faktor postur membuatnya tidak bisa menggunakan teknik menghemat tenaga seperti itu.

"Saya punya kelemahan di tubuh bagian bawah yang lebih berat. Jadi kalau saya memaksakan diri hanya main tangan, otomatis posisi badan saya jadi turun. Jadi strategi saya adalah terus menggerakkan kaki supaya pantat saya terangkat karena posisi terbaik perenang adalah sejajar dengan air. Saya juga sudah sejak lama berenang dengan cara seperti itu dan berjalan buat saya. Jadi itu yang saya lakukan," ujarnya.

Hasil di Tokyo akan menjadi bahan evaluasi berharga untuk kemajuan Fadlan dan renang Indonesia secara umum. Yang pasti Fadlan tidak ingin Olimpiade Tokyo menjadi Olimpiade pertama dan terakhir baginya.

"Setelah ini yang paling dekat adalah PON, yang akan jadi tolak ukur menuju SEA Games dan Asian Games 2022. Pada 2023 ada SEA Games lagi dan tahun 2024 Olimpiade Paris. Targetnya ingin berlanjut terus. Semoga saya bisa ikut lagi di Olimpiade, karena waktu tiga tahun tidak akan terasa," ujar Fadlan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Sumber:Rilis
Kategori:DKI Jakarta, Olahraga
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/