Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
Olahraga
22 jam yang lalu
PSIS Kantongi Licensing AFC Challenge League Dan BRI Liga 1
2
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
20 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
3
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Heru Budi Hartono Tinjau Lokasi Pembebasan Lahan Normalisasi Kali Ciliwung
4
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
DKI Jakarta
23 jam yang lalu
Senator Dailami Sesalkan Pengelola Minimarket Memukul Bukan Merangkul Jukir
5
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
17 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
6
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Olahraga
22 jam yang lalu
Arema FC Gandeng Apparel Nasional Musim Depan
Home  /  Berita  /  Olahraga
Olimpiade 2020 Tokyo

Perak Eko Yuli, Pembuktian Lifter Indonesia dengan Empat Medali Olimpiade

Perak Eko Yuli, Pembuktian Lifter Indonesia dengan Empat Medali Olimpiade
Eko Yuli Irawan. (Dok. NOC Indonesia)
Rabu, 28 Juli 2021 01:32 WIB
Penulis: Azhari Nasution
TOKYO - Raut sedih tampak jelas dari wajah Eko Yuli Irawan kala memasuki arena mixed zone Tokyo International Forum, Minggu (25/07/21). Dengan senyum tipis lelaki yang baru genap berusia 32 tahun sehari yang lalu ini menghampiri Media NOC Indonesia.

“Mohon maaf untuk semua masyarakat Indonesia, Saya belum bisa memberikan medali emas sebagaimana cita-cita saya,” katanya dengan suara bergetar.

Eko mendapat medali perak setelah membukukan total angkatan 302kg (snatch 137kg dan clean&jerk 165kg). Ia harus mengakui kehebatan Li Fabin (China) yang berhak atas medali emas dengan total angkatan 313kg (snatch 141kg dan clean&jerk 172kg). Sementara perunggu diraih Igor Son (Kazakhstan) dengan total angkatan 294kg (snatch 131kg dan clean&jerk 163kg).

Setelah melakukan percobaan angkatan snatch pertama seberat 137 kg, Eko Yuli menaikkan berat 4 kg di percobaan kedua. Hanya saja, angkatan itu belum berhasil dilakukan dengan sampurna. Begitu juga dipercobaan ketiga.

“Sebenarnya mungkin karena persiapan. Teknik saya belum matana untuk angkatan snatch. Sementara karena PPKM dan juga karantina membuat saya latihan kuran maksimal,” kata Eko Yuli.

Sementara untuk angkatan clean&jerk, Eko berhasil di angkatan 165 kg pada percobaan pertama. Sedangkan percobaan kedua, saat ia menargetkan 177 kg, ia belum mampu membuat angkatan sempurna. Meski begitu, Eko menampik saat ditanya apakah kegagalan itu dikarenakan kehilangan fokus pada angkatan snatch.

“Ketika tertinggal 4 kg (di angkatan snatch), saya berpikir artinya. Harus mengejar angkatan clean&jerk. Namun, setelah Li Fabin berhasil dengan angkatan 172. Kami berpikir beda angkatannya sudah lumayan dan langsung mengatur strategi bagaimana untuk mengamankan medali perak dulu.”

Meski belum berhasil mendapat emas, Eko Yuli setidaknya telah mengukir sejarah baru di angkat besi Indonsia. Keping perak yang dipersembahkan Eko sekalilgus menjadi pembuktian bahwa ia menjadi satu-satunya lifter dengan empat koleksi medali di Olimpiade.Tiga penyelenggaraan Olimpiade terakhir, Eko membawa pulang medali perak (Rio de Janeiro, 2016) serta perunggu (London, 2012 dan Beijing, 2008).

Lantas, apakah setelah ini Eko Yuli akan pensiun? Ia belum bisa menjawabnya. “Jika dilihat umur memang sulit, tetapi jika ada kesempatan (tetap berkompetisi sebagai atlet), kenapa tidak? Tapi, yang paling penting itu sekarang adalah bagaimana menyiapkan lifter-lifter muda penerus saya. Itu yang menjadi tantangan,” katanya.

Sementara itu, Chef de Mission Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo Rosan P Roeslani mengaku bangga dengan torehan prestasi Eko Yuli. Tambahan medali perak ini diharapkan bisa semakin membuat atlet-atlet Indonesia lebih bersemangat lagi untuk tampil di Olimpiade Tokyo.

“Kemarin kita mendapat medali perunggu dari Windy Cantika, hari ini Indonesia mendapat perak dari Eko Yuli. Tentu prestasi ini menjadi kebanggaan bagi kita semua, terutama saya sebagai CdM dan juga Ketua PB PABSI,” kata Rosan.

“Meski mendapat perak, Eko Yuli berhasil menjadi atlet yang mengukir sejarah. Ia satu-satunya atlet yang tampil empat kali di Olimpiade dan semuanya meraih medali.” ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/