Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
17 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
17 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
16 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
17 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
6
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
17 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Aksi Hirup Napas Pasien Covid-19, Kemenkes: Berisiko dan Tak Berdasar

Aksi Hirup Napas Pasien Covid-19, Kemenkes: Berisiko dan Tak Berdasar
Masudin, menghirup napas pasien COVID-19 di Jombang. (Foto: Istimewa)
Selasa, 20 Juli 2021 07:49 WIB

JOMBANG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menanggapi seputar viralnya aksi terapis tunarungu, Masudin, menghirup napas pasien Covid-19 di Jombang. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi, menyebut aksi hirup napas pasien Covid-19 tersebut tidak memiliki dasar.

"Terapi ini tidak ada dasar ilmiahnya," ujar Siti Nadia lewat pesan singkat kepada detikcom, Minggu (18/7/2021).

Menurutnya, penularan Covid-19 melalui saluran pernapasan, sehingga warga diminta memakai masker. Jika tidak memakai masker lalu menghirup napas pasien COVID-19, tentu akan sangat berisiko. "Risiko ini terjadi bagi keduanya (terapis dan pasien) karena tidak ada proteksi. Masker," tutur Nadia.

Nadia mengimbau masyarakat lebih selektif dan memilih metode pengobatan yang telah dianjurkan dokter. "Masyarakat untuk mempercayai metode pengobatan yang sudah diberikan oleh dokter di RS/puskesmas dan tidak mudah percaya pada terapi yang malah membahayakan diri dan keluarga," tutupnya.

Video aksi Masudin menghirup napas pasien Covid-19 sempat diposting ke akun Instagram milik Masudin, @mr.masudinjombang, pada 8 Juni 2021. Video berdurasi 1 menit 5 detik itu dihapus tiga hari kemudian.

Setelah terapis tunarungu asal Desa Banyuarang, Kecamatan Ngoro, Jombang, itu meninggal dunia pada Selasa (13/7), video tersebut menjadi viral. Karena warganet mengaitkan video tersebut dengan meninggalnya Masudin. Jadi terkesan bapak enam anak itu meninggal akibat nekat menghirup napas pasien Covid-19.

Berdasarkan keterangan Pemerintah Desa Banyuarang dan asisten Masudin, terapis tunarungu itu meninggal bukan karena terinfeksi Covid-19. Melainkan karena penyakit lambung yang sudah akut. Terlebih, istri dan dua anak Masudin negatif Corona berdasarkan hasil tes swab antigen pada Rabu (14/7).

Sebelum meninggal, Masudin kerap mengobati teman dan keluarganya yang terinfeksi COVID-19, tapi tergolong orang tanpa gejala (OTG).***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Jawa Timur, DKI Jakarta, Kesehatan, Pemerintahan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/