Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
Umum
23 jam yang lalu
Musisi dan Wartawan yang Tergabung di PSKI Sukses Gelar Halalbihalal
2
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
Umum
21 jam yang lalu
Avril Lavigne Anggap Teori Konspirasi Tentangnya Sebagai Bukti Awet Muda
3
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
Olahraga
24 jam yang lalu
1st FOBI World Barongsai Championship 2024, Grace Natalie: Sejarah Terukir Pertama Kali Piala Presiden Diperebutkan
4
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Umum
21 jam yang lalu
Tak Enak dengan Bea Cukai, Enzy Storia Harap Ada Perbaikan Layanan Publik
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Lukman Edy: Alhamdulillah, BPOM Izinkan Ivermectin untuk Pengobatan Covid-19

Lukman Edy: Alhamdulillah, BPOM Izinkan Ivermectin untuk Pengobatan Covid-19
Lukman Edy. (Foto: Istimewa)
Kamis, 15 Juli 2021 11:18 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA – Ketua Dewan Pakar Indonesia Maju Institut (IMI), Lukman Edy menyambut baik, izin Emergency Use Autorization atau EUA BPOM terhadap Ivermectin sebagai terapi Covid-19, bersama dengan 7 obat terapi lain.

"Alhamdulillah, ternyata Ivermectin diajukan oleh salah satu BUMN Farmasi, yaitu Indofarma, atas dorongan sang Menteri BUMN Erick Thohir menjadi produk lokal yang massal, sehingga menjadi obat murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat," ujarnya, Kamis (15/7/2021).

Lukman Edy yang juga merupakan penyintas Covid-19 ini mengatakan, meskipun sebelumnya banyak menuai kritik dari kelompok oposisi pemerintah, dia bersama keluarga serta kerabatnya tetap menggunakan Ivermectin sebagai obat terapi Covid-19.

"Alhamdulillah, rata rata atau hampir semuanya, setelah 5 hari mereka membaik dan ketika diswab lagi, negatif. Banyak yang minta lagi ke saya, tapi persediaan Ivermectin saya sudah habis. Saya ikhtiar ke apotik, dijawab ditarik oleh distributor dan dirazia oleh BPOM," tandasnya.

Menurut Lukman Edy, upaya Menteri BUMN yang meminta BPOM untuk menerbitkan EUA terhadap Ivermectin merupakan bentuk sense of crisis dalam menyediakan obat terapi Covid-19 murah namun baik bagi masyarakat tanah air.

"Obat terapi Covid-19 sekarang ini mahal sekali, dan pasca pengobatan punya dampak yang luas. Kuitansi rumah sakit yang merawat Covid -19, rata-rata penyintas menghabiskan Rp250 juta keatas bahkan ada yang sampai Rp 1 miliar lebih," tukasnya.

Bagi Lukman Edy, Ivermectin ini seperti ''setetes air di tengah gurun''. Ketika obat terapi Covid-19 yang lain mahal, muncul Ivermectin yang murah. BUMN berencana memproduksi obat ini secara massal dengan harga kisaran Rp7.000. 

"Mudah-mudahan Ivermectin (yang baru mendapat EUA BPOM) menjadi alternatif yang sudah ditakdirkan Allah SWT umtuk penanggulangan Covid-19," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/