Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Kalah, Gol Jasim Elaibi Paksa Indonesia Terbang ke Paris
2
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
Olahraga
22 jam yang lalu
Lawan Irak, Ini Harapan Iwan Bule Jelang Laga Timnas Indonesia
3
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
Olahraga
20 jam yang lalu
Persib Bersiap Menyongsong Championship Series
4
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
Olahraga
21 jam yang lalu
FIBA dirikan Kantor Perwakilan di Jakarta, Menpora Dito: Wujud Kepercayaan Dunia Basket
5
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
6 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
6
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
4 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Home  /  Berita  /  Politik

Tegas! Demokrat Tutup Pintu Amandemen UUD dan Dekrit Perpanjangan Jabatan Jokowi

Tegas! Demokrat Tutup Pintu Amandemen UUD dan Dekrit Perpanjangan Jabatan Jokowi
Politisi senior partai Demokrat, Syarief Hasan. (foto: dok. ist.)
Kamis, 24 Juni 2021 10:43 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Demokrat, Syarief Hasan menyatakan, pihaknya menolak rencana amandemen UUD NRI 1945.

Kepada GoNEWS.co, Kamis (24/6/2021), Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu mengaskan, penolakannya terhadap rencana amandemen itu tak hanya mengenai wacana perubahan periodesasi dan masa jabatan presiden, tapi juga mengenai PPHN (pokok-pokok haluan negara).

"Ya (termasuk amandemen mengenai PPHN, red)" ujar Syarief.

Demokrat, kata politisi seniornya itu, juga tegas menyatakan penolakan terhadap wacana dekrit perpanjangan masa jabatan presiden dan DPR. "Apa alasannya (harus dekrit, red)?" tukas Syarief.

Sebelumnya, wacana Jokowi 3 periode mengemuka. Opsinya, melalui amandemen UUD NRI 1945 dan Dekrit Presiden. Kedaruratan akibat pandemi Covid-19 dan sistem politik yang masih sarat 'politik dagang sapi', menjadi alasan. Setidaknya ini yang dikemukakan oleh politisi senior Gerindra, Arief Puyuono.

Wacana Jokowi 3 periode belakangan memang menghangat dan jadi diskursus politik publik. Sebagian peneliti dan pakar menilai wacana ini sebagai kemunduran demokrasi. Bahkan Peneliti Formappi, Lucius Karus sempat menyingung pentingnya ketegasan MPR untuk bersikap.

Amandemen UUD 1945, menjadi opsi yang terbuka karena ada rekomendasi MPR periode sebelumnya untuk menghidupkan kembali haluan negara dengan dalih kesinambungan pembangunan. Menurut Lucius, selagi wacana amandemen untuk PPHN masih dibuka, maka ruang untuk amandemen terkait masa jabatan dan periodesasi jabatan presiden pun masih terbuka.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Nasional, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/