Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
23 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
2
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
23 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
3
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
23 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
4
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
21 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
5
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
17 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
6
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Olahraga
17 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan CerdikĀ 
Home  /  Berita  /  Umum

Beri Kuliah Umum, Zudan Cerita Dukcapil Bisa Raup Rp6 Triliun dalam 6 Tahun

Beri Kuliah Umum, Zudan Cerita Dukcapil Bisa Raup Rp6 Triliun dalam 6 Tahun
Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof. Zudan Arif Fakrullah dalam suatu kesempatan. (foto: dok. ist.)
Minggu, 13 Juni 2021 14:31 WIB
JAKARTA - Dirjen Dukcapil Kemendagri, Prof Zudan Arif Fakrullah mengungkapkan, dashboard monitoring Ditjen Dukcapil mencatat ada sekitar 6 miliar kali NIK di-klik selama 6 tahun terakhir oleh sekira 3.466 lembaga yang menjadikan data Dukcapil sebagai verifikator.

Jumlah klik itu, jika dikalikan Rp1.000/klik mencapai Rp6 triliun. Ini adalah nominal yang bisa diterima Ditjen Dukcapil jika Dukcapil menerapkan ketentuan hak akses data secara berbayar sebagaimana dilakukan otoritas data di beberapa negara lain.

Bagi lembaga perbankan, asuransi, menurut Zudan, harga Rp1.000/klik adalah harga yang murah. Karena dulunya, lembaga-lembaga jenis itu bisa menghabiskan Rp40.000 - Rp50.000 per verifikasi satu data pelanggan yang mereka lakukan melalui mekanisme verifikasi konvensioal termasuk menelepon satu per satu pelanggan.

Tapi, Ditjen Dukcapil sebagai lembaga negara, menggratiskan setiap kerjasama akses data dengan berbagai lembaga tersebut. Bagi Dukcapil, kerjasama gratis adalah wujud manfaat yang bisa diberikan Dukcapil kepada lembaga-lembaga tersebut guna mengoptimasi Satu Data Kependudukan di Tanah Air.

Hal ini dikatakan Prof. Zudan saat menyampaikan virtual studium generale atau kuliah umum virtual bertajuk 'Re-Programming Dukcapil' bersama program studi Magister Menejmen UNS (Universitas Sebelas Maret), Sabtu (12/6/2021) pagi.

Prof. Zudan memaparkan cara menangani resistensi pihak luar terhadap program kerja dan organisasi. Membangun jejaring dan memberi manfaat adalah cara yang bisa ditempuh.

"Jadi semangatnya untuk menghindari resistensi berilah manfaat. Organisasi yang kita bangun harus bisa memberi manfaat. Ekosistemnya kita bangun, nanti manfaat ini akan memperbesar ekosistem," kata Zudan.

Zudan mengisahkan, di 2015 jumlah lembaga yang kerjasama baru 30 lembaga, setahun pertama Ia menjabat Dirjen Dukcapil Ia memberi tambahan 40 lembaga. "Kita terus memberikan manfaat, ekosistemnya ternyata membesar,".

"Mereka bertambah senang, mereka memberikan promosi dari mulut ke mulut dan komunitasnya. Komunitas perbankan akhirnya banyak masuk dan kini sudah ada 1000an lembaga perbankan yang bekerjasama," kata Zudan.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:GoNews Group, Pemerintahan, Umum, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/