Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
20 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
18 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
16 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
16 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Belajar Tatap Muka Kembali Dibuka, Diduga Demi Hidupkan Perekonomian

Belajar Tatap Muka Kembali Dibuka, Diduga Demi Hidupkan Perekonomian
Ilustrasi sekolah tatap muka. (Foto: Istimewa)
Senin, 07 Juni 2021 13:18 WIB
JAKARTA - Anggota Gerakan Nasional Pemberantasan Buta Matematika (Gernas Tastaka) Ahmad Rizali menduga ada maksud dibalik didorongnya pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Hal tersebut terkait dengan kepentingan ekonomi.

"Dipaksa PTM ini agar pertumbuhan ekonomi berjalan. Karena dengan adanya murid masuk, itu semua ekonomi di sekitar sekolah itu akan hidup," kata dia dalam siaran YouTube VOX Populi Institute Indonesia, Senin (7/6/2021).

Berdasarkan analisanya, saat ini kondisi keuangan negara sangat kritis. Jika perekonomian tidak dihidupkan segera melalui PTM terbatas, maka masalah ekonomi ini akan semakin meluas.

Bahkan, kata dia kondisi keuangan yang tengah memburuk ini juga nantinya akan mempengaruhi tunjangan yang diterima para guru. Untuk itu, ia meminta guru untuk bersiap. "Kawan guru bersiap untuk kondisi terburuk dari tunjangan profesi," ungkapnya.

Dalam pandangannya, bisa atau memiliki kemungkinan bahwa tunjangan tersebut akan dihapuskan. "Jangan-jangan nanti itu diutang, kondisi ini mungkin bisa terjadi. Tunjangan profesi pendidik itu dikurangi sampai dihapuskan," ucap dia.

Di kesempatan yang sama, Wakil Sekjen Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Dudung Abdul Qadir memiliki pandangan lain. Ia menuturkan bahwa penghapusan tunjangan guru akibat pandemi belum akan terjadi. Sebab, negara punya kewajiban melindungi dan memberikan tunjangan kepada guru. "Bahwa negara harus melindungi para gurunya. Negara harus memberikan penghargaan berupa tunjangan guru yang sudah sertifikasi. Jadi jangan khawatir," pungkasnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Pemerintahan, Pendidikan, Peristiwa, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/