Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-1 dari China, Gregoria Sampaikan Permohonan Maaf
2
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
Olahraga
15 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 dari China, Fadia/Ribka: Hasilnya Belum Sesuai
3
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
Olahraga
10 jam yang lalu
Indonesia Gagal Juara Piala Uber 2024, Ester Sudah Tunjukkan Perlawanan Maksimal
4
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
Olahraga
10 jam yang lalu
Jalani Sosialisasi VAR, Skuat Pesut Etam Antusias
5
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
Olahraga
10 jam yang lalu
Antusiasme Alberto Rodriguez Jajal Championship Series Lawan Bali United
6
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Olahraga
9 jam yang lalu
Ciro Alves dan Pengorbanan Untuk Persib Bandung Catat Statistik Apik
Home  /  Berita  /  Nasional

58 Ribu Guru Madrasah Belum S1, Cyber Islamic University Diharap jadi Solusi

58 Ribu Guru Madrasah Belum S1, Cyber Islamic University Diharap jadi Solusi
Aktifitas mengajar guru MI Misbahussudur, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan. (foto: dok. ist./kompas.com)
Sabtu, 05 Juni 2021 09:51 WIB
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Republik Indonesia, Muhammad Ali Ramdhani menyatakan, negara harus hadir dalam menyajikan pendidikan bagi 58 ribu guru madrasah yang belum S1 dengan membentuk Cyber Islamic University atau universitas islam berbasis siber.

Mengutip Antara, Sabtu (5/6/2021), ide perkuliahan siber itu akan diwujudkan sepenuhnya dengan menggunakan sistem daring, mulai dari pendaftaran, proses pembelajaran, sampai kelulusannya. Ini diharap membantu para guru madrasah tersebut yang mayoritas merupakan figur sentral pendidikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Saat ini, peta konsep, modul, dan model pembelajaran jarak jauhnya sudah ada, sehingga dalam waktu dekat sudah siap diaplikasikan.

"Ini merupakan pekerjaan berat, karena saat ini yang akan terlibat sebanyak 58 kampus. Bila dihitung kapasitas, untuk mengentaskan 56 ribu guru menjadi sarjana lengkap memerlukan waktu lebih dari 10 tahun," kata dia.

Model universitas siber ini nantinya juga akan dibutuhkan oleh warga negara Indonesia yang berada di luar teritori, seperti para TKI. Di waktu senggang usai bekerja, mereka dapat kuliah melalui platform ini.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Pendidikan, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/