Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
Pemerintahan
18 jam yang lalu
Munir Arysad Minta Rekrutmen PJLP dan TA Prioritaskan Warga Jakarta
2
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
Olahraga
14 jam yang lalu
Rosan: Olimpiade Paris Diharap jadi Penentu Sukses 3 Target Utama Angkat Besi
3
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
Umum
14 jam yang lalu
Milly Alcock Siap Beraksi dalam Film Baru Supergirl
4
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
Umum
18 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Bahas Pra RKPD Tahun 2025
5
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
Umum
14 jam yang lalu
Ariel NOAH Berbagi Cerita Menjaga Keharmonisan Band
6
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Umum
14 jam yang lalu
Sarwendah Layangkan Somasi, Geram Difitnah Punya Hubungan Khusus dengan Bertrand Peto
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Miris, Nenek 60 Tahun Tinggal di Gubuk Reot Dekat Rumah Keluarga Besar Bupati Pandeglang

Miris, Nenek 60 Tahun Tinggal di Gubuk Reot Dekat Rumah Keluarga Besar Bupati Pandeglang
Nenek 60 Tahun Tinggal di Gubuk Reot Dekat Rumah Keluarga Besar Bupati Pandeglang. (Foto: Istimewa)
Minggu, 30 Mei 2021 14:04 WIB
PANDEGLANG - Miris nenek 60 tahun tinggal di gubuk reot. Parahnya, lokasi Nenek 60 tahun itu tinggal padahal dekat rumah keluarga besar Bupati Pandeglang Irna Narulita.

Dilansir GoNews.co dari Suara.com. Nenek bernama Minah itu tinggal di Kampung Muncang, Desa Labuan, Kabupaten Pandeglang. Nenek Minah berada di garis kemiskinan yang luput dari perhatian pemerintah.

Nenek Minah renta itu menempati sebuah gubuk reyot yang jaraknya tak jauh dari kediaman keluarga besar Bupati Pandeglang.

Berukuran sekira 3×3 meter kondisi gubuk Minah kondisinya tidak layak huni. Atap gubuk yang terbuat dari daun rumbia dan dinding dari bilik bambu banyak yang berlubang. Selain itu Minah juga tidak memiliki kasur untuk dia tidur.

Kemiskinan yang diderita Minah diperparah dengan kondisi kaki nya yang tidak normal, warga menyebut Minah penderita disabilitas yang membuat Minah kesulitan beraktivitas. Kondisi seperti ini sudah 10 tahun dirasakan Minah.

"Sebetulnya kondisi mak minah seperti ini sudah 10 tahun lebih, sangat memperihatinkan, rumahnya bocor, tidak punya kamar mandi dan WC bahkan kasurpun tidak ada, makanya setiap hari beliau selalu tidur di amben (Balai-balai) yang ada di depan rumahnya," kata Ketua RW setempat Farid Ma’mun Sobari, Sabtu (29/5/2021).

Farid mengatakan, Minah tinggal berdua dengan anaknya yang juga mengalami nasib sama, selama ini keluarga Minah belum pernah dapat bantuan apapun dari Pemerintah.

"Maka kami berinisiatif bagaimana caranya agar rumah mak Minah yang tidak layak ini menjadi layak untuk ditempati. Tadinya kami berharap akan ada program bedah rumah, namun hingga saat ini tidak ada juga," ujarnya.

Kebetulan tambah dia, ada salah satu warga yang memiliki bahan material sisa dan beliau juga menyumbang bantuan berupa uang, dari situ warga tergerak untuk bergotong royong membongkar serta memperbaiki rumah mak Minah.

"Selama beberapa hari ini kami bergotong royong bahkan meminta sumbangan seikhlasnya kepada para warga yang mau menyumbang, alhamdulillah sudah terkumpul sekitar Rp 5 juta itupun sebagian sudah dibelikan material," tambahnya.

Menurut dia, anggaran untuk merehab rumah ini membutuhkan dana sekitar Rp 10 juta. Untuk itu, ia dengan warga yang lain sekarang masih berusaha mencari dana tambahan itu

"Kami berharap akan ada bantuan lainnya baik dari para dermawan maupun dari Pemerintah Daerah, agar rumah Minah segera selesai diperbaiki dengan sempurna berikut kebutuhan yang lainnya," tandasnya.

Sementara TKSK Labuan, Adnan mengaku, dia dan Pemerintahan Desa sempat mengusulkan bantuan pembangunan rumah melalui program RTLH. Namun, saat itu Minah tinggal di lahan milik orang lain.

"Sebetulnya pernah diusulkan oleh Desa, cuma Minah tinggalnya di tanah orang lain sehingga usulan tersebut tidak direalisasi. Tapi kemarin saya dapat info, kalau tanah itu sudah dibeli (Minah), nanti akan coba kami usulkan lagi. Minah juga tercatat sebagai penerima BLT DD," jelas Adnan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Jawa Barat, Pemerintahan, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/