Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
12 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
12 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
11 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
11 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  MPR RI

Masih Banyak yang Percaya Konspirasi, Perlu Pemahaman Menyeluruh terkait Pengendalian Covid-19

Masih Banyak yang Percaya Konspirasi, Perlu Pemahaman Menyeluruh terkait Pengendalian Covid-19
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Foto: Istimewa)
Minggu, 30 Mei 2021 15:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Perlu langkah bersama pemangku kepentingan dan masyarakat dalam melaksanakan kebijakan pengendalian Covid-19 di tanah air. Dibutuhkan pemahaman yang menyeluruh terhadap kebijakan tersebut.

"Masih ada sebagian masyarakat yang enggan mematuhi kebijakan yang diberlakukan dalam pengendalian Covid-19. Padahal yang dibutuhkan adalah langkah bersama masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mencegah penyebaran virus korona itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/5).

Menurut Lestari, belakangan ini kembali mengemuka keraguan di tengah masyarakat terkait pengendalian Covid-19 di tanah air.

"Catatan Satgas Covid-19 pada pertengahan April lalu masih ada sekitar 17% masyarakat yang tidak percaya adanya Covid-19. Mereka masih menganggap Covid-19 ini hasil konspirasi sejumlah lembaga dunia," tandasnya.

Keraguan tersebut mengemuka lagi diduga karena ada sejumlah kebijakan dari para pemangku kepentingan yang dinilai tidak konsisten oleh masyarakat.

Sebagai contoh, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, antara lain kebijakan pelarangan untuk satu kegiatan, namun mengizinkan kegiatan lain yang melibatkan banyak orang. Di satu kota ada kebijakan wajib menerapkan protokol kesehatan yang ketat, di kota lain masyarakat bebas berkumpul dan tidak bermasker.

"Kebijakan yang dinilai inkonsisten oleh masyarakat itu, seharusnya segera dijelaskan secara komperhensif oleh para pemangku kepentingan agar dipahami dengan benar oleh masyarakat," tandasnya.

Membiarkan masyarakat menyikapi kebijakan atas intepretasinya sendiri, menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, berpotensi menciptakan salah tafsir yang berdampak pada
ketidakpercayaan terhadap para pemangku kepentingan.

"Sosialisasi yang masif dan menyeluruh terkait kebijakan-kebijakan pengendalian Covid-19 dari para pemangku kepentingan harus konsisten dilakukan," tegasnya.

Karena bila tidak, jelas Rerie, tafsir yang salah terhadap kebijakan tersebut bisa tersebar luas lewat media sosial dan menjadi pemahaman masyarakat luas. "Kesuksesan kebijakan pengendalian Covid-19 tidak hanya ditentukan oleh kesiapan para pemangku kepentingan memenuhi sarana dan prasarana kesehatannya," ujarnya.

Lebih dari itu, tegasnya, keberhasilan penanggulangan Covid-19 sangat ditentukan bagaimana para pemangku kepentingan bisa menerapkan kebijakan yang sepenuhnya dipatuhi dan dipahami oleh masyarakat.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/