Ratusan Ribu Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek, Pengendalian Arus Balik Ada di...
Sejauh ini, kata Nadia, kebijakan larangan mudik masih menjadi pedoman termasuk dalam penanganan arus balik.
"Pengetatan arus balik itu bukan jadi tanggungjawab Kemenkes saja. Untuk urusan arus balik kan ada Kemenhub, ada petugas dari TNI-Polri yang disiagakan," kata Nadia kepada GoNEWS.co, Rabu, sebagaimana dikutip Kamis (13/5/2021).
Kemenkes, kata Nadia, tentu memberi perhatian pada pentingnya pencegahan lonjakan kasus pasca Lebaran Idul Fitri. Dan, "(Domain Kemenkes, red) itu kan sampling ya,".
"Pelaksanaan testing ada standartnya, perlu pemeriksaan laboratorium, gak bisa main colok, begitu," kata Nadia
Meski belum ada pembicaraan terbaru yang melibatkan Kemenkes mengenai pengetatan arus balik Lebaran, menurut Kemenkes, sebenarnya aturan larangan mudik yang saat ini diberlakukan sudah cukup tegas, "Tinggal bagaimana pelaksanaannya di lapangan,".
"Ini butuh komitmen kita bersama untuk melakukan hal-hal yang sudah kita sepakati dalam penanganan larangan mudik (arus mudik dan arus balik)," kata Nadia.
Untuk diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di H-1 lebaran tercatat di kisaran 6 ribuan kasus. Jika merujuk pada tren libur lebaran tahun lalu, peningkatan terjadi sekitar 80-90 persen.
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani, meminta agar aparat gabungan dapat mengendalikan arus balik Lebaran untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di Indonesia.
"Nanti pas arus balik H+2 sampai H+6 kurang lebih tanggal 16 Mei sampai 20 Mei 2021 bagaimana kita bisa mengendalikan dan mengantisipasi hal tersebut," kata Puan saat meninjau mudik arus mudik di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (12/5/2021) lalu.
Data yang dirilis PT Jasa Marga (Persero) menyebut, ada sebanyak 512.876 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek menuju arah Timur, Barat dan Selatan selama H-7 hingga H-1 Hari Raya Idul Fitri 1442 H atau hari Kamis-Rabu (6-12 Mei 2021).
Rinciannya, 35,6 persen menuju arah Timur, 35 persen menuju arah Barat dan 29,4 persen menuju arah Selatan.
Jika menghitung pemudik yang menggunakan sepeda motor, jumlahnya juga tak sedikit jika menimbang resiko klaster baru Covid-19. Pos penyekatan larangan mudik di Kedungwaringin, Bekasi, Jawa Barat bahkan sempat dilonggarkan karena gerombolan pemudik menerobos penjagaan petugas.
Pemudik memaksa meski dijaga ketat. Kata Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Sambodo Purnomo Yogo, Selasa lalu, "Mereka tidak mau kita putar balik. Sehingga menimbulkan kerumunan yang justru berbahaya bagi kesehatan masyarakat itu sendiri,".
Tapi penyekatan dilaksanakan berlapis. Tak kurang dari 381 titik pos penyekatan yang disiagakan di Pulau Jawa. Sehingga meski diloloskan di satu pos, pelanggar larangan mudik belum tentu bisa lolos di pos penyekatan yang mereka lalui berikutnya.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | DKI Jakarta, Nasional, Umum |