Presiden Akui Negara Tidak Bisa Kendalikan Harga Komoditas
Pernyataan Presiden Jokowi tersebut disampaikan saat Ia menyerap aspirasi para nelayan di Lamongan, Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Salah satu nelayan yang hadir saat itu, memohon agar harga ikan bisa stabil.
"Ya kalau harga komoditas, harga ikan, itu kan tergantung dari permintaan pasar. Kalau permintaannya banyak, suplainya sedikit, pasti harga naik. Kalau ikannya nggak banyak tapi yang minta banyak, pasti harganya juga naik. Tapi kalau ikannya banyak, permintaan menurun, ya pasti harga akan jatuh. Itu (berlaku, red) di semua komoditas," kata Jokowi sebagaimana dikutip GoNEWS.co dari video Setpres, Sabtu (8/5/2021).
Jokowi menjelaskan, hukum permintaan demikian juga berlaku di komoditas seperti beras, karet dan sawit. "Memang pemerintah tidak bisa mengendalikan mengenai harga. Pengendaliannya, mekanismenya (harus seperti, red) apa? Karena ini menyangkut pasar yang pasar luas, ada pasar ekspor,".
"Saya harus ngomong apa adanya, (pemerintah, red) tidak bisa mempengaruhi harga. Pemerintah nggak bisa. pemerintah itu hanya memberikan, (seperti, red) tadi (mengenai, red) izin, itu ya. Tapi kalau mempengaruhi harga, sulit," tegas Jokowi.
Jangankan terhadap ikan yang Indonesia tidak mempunyai instrumen lumbungnya, untuk padi yang jelas ada Bulog sebagai lumbung pun, Indonesia masih sulit kontrol harga. Karenanya, jika ada cara agar pemerintah bisa mengendalikan/mempengaruhi harga pasar untuk komoditas, Jokowi minta diberi tahu.
"Seperti apa (caranya, red). Tolong saya diberi tahu! ? Mungkin bisa kita rumuskan caranya," kata Jokowi.***
Editor | : | Muhammad Dzulfiqar |
Kategori | : | Jawa Timur, Nasional, Politik, Ekonomi |