Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
14 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
15 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
11 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
13 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
12 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
11 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Umum

Hasil Tes Kebangsaan Pegawai KPK Bisa Invalid, Menurut Akademisi

Hasil Tes Kebangsaan Pegawai KPK Bisa Invalid, Menurut Akademisi
Mantan Dekan Fikom IISIP/Pengamat Komunikasi dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga. (foto: ist.)
Jum'at, 07 Mei 2021 17:45 WIB
JAKARTA - Pengamat Komunikasi dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai, pertanyaan janggal yang diduga muncul dalam tes wawancara alih status pegawai KPK menjadi ASN (aparatur sipil negara) sebagai bentuk kekeliruan. Dengan kekeliruan tersebut maka hasil tes tak bisa menggambarkan kualitas wawasan kebangsaan seseorang.

Pandangan Jamil, disampaikan menanggapi dugaan adanya pertanyaan kepada pegawai KPK yang kebetulan perempuan yang belum menikah.

"Kenapa belum menikah Mbak di usia segini? Apakah masih punya hasrat? Bersedia menjadi istri kedua atau tidak? Udah pernah punya pacar? Berapa kali? Kalau pacaran ngapain aja?" contoh pertanyaan yang diungkap sumber anonim kepada MNC Portal Indonesia.

Kalau benar ada pertanyaan demikian, menurut Jamil, "Memang ada kekeliruan alat ukur (instrument) untuk mengukur wawasan kebangsaan. Alat ukurnya dapat dikatakan invalid, karena tidak mengukur apa yang akan diukur. Harusnya, alat ukurnya semata memuat indikator dari wawasan kebangsaan,".

"Karena alat ukurnya invalid, maka hasilnya tidak akan dapat menggambarkan wawasan kebangsaan seseorang," kata Jamil kepada GoNEWS.co, Jumat (7/5/2021).

Jadi, Jamil melanjutkan, alat ukur seperti itu seharusnya tidak dapat menentukan kelulusan seseorang atau wawasan kebangsaannya baik atau buruk. "Harusnya disepakati dulu apa saja indikator dari wawasan kebangsaan. Dari indikator itulah dikembangkan alat ukurnya sehingga memenuhi validitas instrument,".

Pertanyaan-pertanyaan janggal dalam tes wawancara alih status pegawai KPK menjadi ASN juga tak sebatas itu. Pertanyaan mengenai pesta seks, pemblokiran konten pornografi, donor darah dari non muslim, hingga penembakan anggota Laskar FPI dan pembantaian orang yang dituduh PKI pada 1965, juga disebut muncul dalam proses tanya-jawab itu, sebagaimana dilansir tempo.co.

Sebatas pengingat, buntut dari tes tersebut, Penyidik KPK, Novel Baswedan dikabarkan tak lulus dan bisa tak lanjut bekerja di lembaga anti rasuah itu.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/