Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
22 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
20 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
21 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
18 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
16 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
18 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  Nasional

Permintaan Mendagri untuk Pembangunan Kaltara

Permintaan Mendagri untuk Pembangunan Kaltara
Mendagri Muhammad Tito dalam Musrenbang Penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2022 secara virtual, Selasa (13/4/2021). (foto: ist./puspen kemendagri)
Selasa, 13 April 2021 20:38 WIB
JAKARTA - Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Muhammad Tito, tegas meminta agar pembangunan Provinsi Kaltara (Kalimantan Utara) dilakukan secara inklusif dan berbasis lingkungan.

Hal tersebut disampaikan Mendagri Tito dalam Musrenbang Penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2022, secara virtual Selasa (13/4/2021). Musrenbang kali ini mengusung tema 'Pemantapan Pemulihan Ekonomi dan Kesehatan untuk Pertumbuhan yang Inklusif'.

"Saya mohon betul pembangunan yang dilakukan di Kaltara, sesuai dengan tema, berbasis inklusif dan berbasis lingkungan," kata Tito dalam siaran Puspen (Pusat Penerangan) Kemendagri yang dikutip GoNEWS.co, Selasa.

Kaltara, kata Tito, termasuk daerah hutan perawan. Pembangunan jangan sampai menimbulkan kerusakan lingkungan yang masif sehingga berpotensi menyebabkan bencana alam seperti banjir dan lain-lain.

"Ini beberapa daerah sudah too late, perlu melakukan reboisasi dan kembali realokasi tata ruang. Itu tidak gampang, tolong jangan meninggalkan legacy, untuk pemerintahan berikut dan anak cucu, yang tidak baik," tandasnya.

Mendagri menilai, aspek ekonomi dan kesehatan harus dibangun beriringan. Tak kalah penting, keduanya juga harus dijalankan secara inklusi dengan melibatkan masyarakat secara terbuka.

"Nah, yang inklusif ini maksudnya adalah untuk semua rakyat, terbuka untuk semua orang, bukan eksklusif. Nah untuk pertumbuhan inklusif ini, maka di antaranya adalah membuat sumber daya yang ada, usaha-usaha yang ada dengan melibatkan masyarakat," tegas Mendagri Tito.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/