Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
10 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
10 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
9 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
10 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
5
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
10 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
6
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
9 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Miris, Aksi Terorisme Libatkan Milenial

Miris, Aksi Terorisme Libatkan Milenial
Ketua DPD RI, LaNyalla M Mattaliti . (Foto: Humas)
Jum'at, 02 April 2021 20:28 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Aksi penyerangan yang dilakukan wanita muda berinisial ZA, membuat Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, miris. Menurutnya, hal ini membuktikan generasi muda cukup rentan dengan penyebaran faham radikalisme.

"Kita sangat miris dengan perkembangan terorisme di Tanah Air. Pasalnya pelaku teroris merupakan usia milenial yang semestinya masa usia produktif dalam belajar dan bekerja," tutur LaNyalla, Jumat (2/4/2021).

Senator asal Jawa Timur ini mengajak generasi milenial untuk berhati-hati dalam menerima sebaran ajaran faham-faham garis keras.

"Buat generasi milenial, saring dahulu informasi dan ajaran yang kalian dapat. Sebab, mereka akan mempengaruhi cara berfikir dan bertindak yang dapat merugikan diri sendiri, terlebih mengorbankan nyawa," ujarnya.

Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu mencontohkan serangan terhadap Mabes Polri yang dilakukan ZA. "Berdasarkan informasi yang kita dapat, ZA belajar dari youtube mengenai faham-faham radikal, khususnya ISIS. Kemudian ia menjadi penyerang tunggal pada kasus serangan Mabes Polri," tuturnya.

Mantan Ketua Umum PSSI ini minta kepada Kominfo untuk dapat melakukan penyaringan kanal-kanal youtube, juga situs atau media sosial lainnya terkait faham-faham garis keras.

"Tugas kita adalah melindungi generasi muda kita dari ajaran yang salah. Sebab, Informasi yang disampaikan BIN menyebutkan bahwa generasi milenial mudah terpapar radikalisme dari media sosial dengan rentang usia 17-24 tahun," terangnya.

LaNyalla juga meminta Kominfo, Polri, BIN dan Kementerian Pendidikan untuk lebih gencar memberikan informasi- informasi yang benar terkait terorisme. Dengan cara ini propaganda terorisme bisa diimbangi.

"Jika terorisme menyebar konten-konten dengan narasi ketidakadilan, kita dapat membuat narasi herois membela negara, prestasi dan menjaga keluarga atau konten lainnya," terang Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/