Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
17 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
17 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
3
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
17 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
17 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
Olahraga
18 jam yang lalu
PSIS Semarang Terus Jaga Asa Tembus 4 Besar
6
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
13 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Sejumlah Negara Embargo Vaksin, PAN Minta Pemerintah Cari Alternatif Pengadaan Vaksin Covid

Sejumlah Negara Embargo Vaksin, PAN Minta Pemerintah Cari Alternatif Pengadaan Vaksin Covid
Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay. (Foto: Istimewa)
Minggu, 28 Maret 2021 14:41 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay mendesak pemerintah segera memikirkan alternatif pengadaan vaksin Covid-19 bagi kebutuhan nasional.

Desakan tersebut diungkapkan politisi asal Sumatera Utara itu, berkenaan dengan adanya embargo vaksin dari beberapa negara produsen vaksin.

"Dengan adanya embargo tersebut, dikhawatirkan mengganggu kelanjutan dan kelancaran pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia," ujar Saleh dalam keterangan tertulisnya yang diterima GoNews.co, Minggu (28/3/2021) di Jakarta.

Menurut Saleh, vaksin Covid-19 saat ini menjadi kebutuhan mendesak. Terlebih, vaksinasi selain dari protokol kesehatan, dinilainya sebagai salah satu solusi dalam memutus mata rantai penyebaran virus covid-19. Karena itu, pemerintah  wajib segera menyediakan vaksin bagi 70 persen masyarakat yang menjadi target sasaran. 

"Kalau pakai skema yang ada, Indonesia dinyatakan membutuhkan 420 juta dosis vaksin. Itu untuk memenuhi kebutuhan 181,5 juta warga. Jumlah ini sangat besar. Tidak cukup hanya mengandalkan satu produsen saja," tandasnya.

Lanjut Saleh, pemerintah juga didesak untuk memprioritaskan pengadaan vaksin di dalam negeri. Hal itu menjadi prioritas, mengingat vaksin merah putih dan vaksin nusantara dinilainya tidak kalah dengan vaksin impor. 

Mengutip para peneliti vaksin, Saleh menegaskan, untuk hal-hal tertentu, vaksin nusantara lebih baik dari vaksin impor. Kendati demikian, dia mengaku heran saat vaksin nusantara sampai hari ini belum mendapat izin untuk melanjutkan uji klinis tahap kedua. "Padahal, jika diberi ijin, diperkirakan sudah bisa produksi pada bulan Juli yang akan datang," tukasnya.

Dia menegaskan, membicarakan produk dalam negeri, vaksin nusantara memang lebih maju dari vaksin merah putih lainnya. Sebab, sudah memasuki uji klinis tahap kedua. Sementara, vaksin merah putih lainnya diperkirakannya baru bisa uji klinis pada akhir tahun 2022.

Lebih jauh, Kementerian Kesehatan, BPOM, peneliti, sponsor, dan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian vaksin nusantara diharapkan dapat duduk bersama. Hal itu, perlu demi mencari formulasi yang tepat untuk menyamakan perbedaan persepsi dan pandangan terkait penelitian yang dilaksanakan. "Pemerintah tidak bisa tinggal diam," pungkas anggota Komisi IX DPR itu.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/