Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
Kemenpora dan MNC Group Gelar Nobar Timnas U 23 Indonesia
2
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
Olahraga
12 jam yang lalu
Lalu Mara Ingatkan Lobi Iwan Bule Bikin Shin Tae-yong Berani Ambil Resiko
3
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
Pemerintahan
13 jam yang lalu
Kemenpora Dorong Pemuda Eksplorasi Minat dan Hobi Lewat Pesta Prestasi 2024
4
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Hadapi Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U 23, Shin Tae-Yong Berikan Kepercayaan Kepada Pemain Timnas Indonesia
5
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
Umum
7 jam yang lalu
Zendaya Buka Peluang Kembali ke Dunia Musik dengan Lagu Baru
6
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Olahraga
7 jam yang lalu
Witan Sulaeman: Kami Hadapi Lawan Bagus
Home  /  Berita  /  Nasional

Serangan Mutasi N439K Bisa Hindari Antibodi

Serangan Mutasi N439K Bisa Hindari Antibodi
Ilustrasi mutasi N439K. (gambar: ist./via cnnindonesia.com)
Jum'at, 26 Maret 2021 14:01 WIB
JAKARTA - LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) menyebut bahwa mutasi N439K menyebabkan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dapat menghindari beberapa antibodi penetralisir virus yang terbentuk berdasarkan varian Wuhan.

Mengutip antaranews.com, Jumat (26/3/2021), mutasi N439K terletak di dalam RBM (Receptor Binding Motifs). RBM adalah bagian dari RBD (Receptor Binding Domain) protein spike virus SARS-CoV-2 yang immunodominan dan merupakan target utama dari antibodi penetralisir virus yang terbentuk, baik karena infeksi virus maupun karena penyuntikan dengan vaksin.

Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr.rer.nat. Wien Kusharyoto menjelaskan, mutasi N439K pertama kali dilaporkan terjadi di Skotlandia pada Maret 2020, dan saat ini sudah tersebar di lebih dari 35 negara, termasuk Indonesia. Varian N439K itu terdeteksi di Indonesia pada November 2020.

Menurut dia terdapat indikasi bahwa mutasi tersebut meningkatkan affinitas atau kemampuan berikatan virus dengan reseptor ACE-2 pada manusia, dan terdapat peningkatan ringan kandungan virus apabila terinfeksi oleh varian dengan mutasi tersebut, namun tidak menyebabkan tingkat keparahan penyakitnya.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh varian baru virus penyebab Covid-19, N439K, adalah lebih cepat menghilang. Satuan Tugas IDI (Ikatan Dokter Indonesia) mengatakan, sudah ada kemunculan 48 kasus N439K di Indonesia.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Nasional, Kesehatan, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/