Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
Umum
20 jam yang lalu
Ariana Grande Tampil Anggun dan Sempat Berganti Gaun di Met Gala 2024
2
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
Umum
21 jam yang lalu
Buat 1.000 Lilin dari Minyak Jelantah, SMAN 13 Jakarta Diganjar Rekor MURI
3
Maudy Ayunda Lebarkan Sayap Jadi Produser Film
Umum
20 jam yang lalu
Maudy Ayunda Lebarkan Sayap Jadi Produser Film
4
Teuku Ryan Bantah Isu Perceraian yang Beredar Luas
Umum
20 jam yang lalu
Teuku Ryan Bantah Isu Perceraian yang Beredar Luas
5
Avila Bahar dan Putera Adam bersama HMRT Juara di Round 1 Malaysia Series
Olahraga
20 jam yang lalu
Avila Bahar dan Putera Adam bersama HMRT Juara di Round 1 Malaysia Series
6
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Olahraga
20 jam yang lalu
Kemenpora Dukung Indonesia Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025
Home  /  Berita  /  Nasional

Riuh Impor Beras, Calon Ketum HMI Bicara Peran Petani dalam Kedaulatan Ekonomi

Riuh Impor Beras, Calon Ketum HMI Bicara Peran Petani dalam Kedaulatan Ekonomi
Ilustrasi petani saat menikmati lelah. (gambar: ist./via sufimuda.net)
Minggu, 21 Maret 2021 14:25 WIB
SURABAYA - Indonesia harus kembali pada identitasnya sebagai negara agraris dan negara maritim. Dalam kerangka itu, HMI yang bernas seharusnya bisa menjadi pendorong pada tercapainya kedaulatan ekonomi.

Hal itu menjadi gagasan dari kandidat Ketua Umum HMI (Himpunan Mahasiswa Indonesia), Bobby Irtanto yang dilaporkan Wasekum PTKP BADKO HMI Riau-Kepri, Septian Hadi dari Surabaya, Sabtu.

"Keberadaan petani menjadi penting begi negara agraris untuk turut serta berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," kata Bobby sebagaimana dikutip GoNews.co dari laporan tersebut, Minggu (21/3/2021).

Sektor pertanian, kata Bobby, memliki peran penting untuk meningkatkan perekonomian dan memenuhi kebutuhan pangan. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto tercatat sekitar 20 persen dan menyerap lebih dari 50 persen tenaga kerja di pedesaan.

"Indonesia pernah menjadi swasembada beras pada tahun 1980, namun sudah tidak pernah terjadi lagi. Bahkan Indonesia saat ini harus impor beras dari Thailand dan Vietnam sebagai upaya kerjasama agrikultur," kata Bobby.

Tentu, imbuh Bobby, "ini adalah suatu keadaan yang cukup miris bila dipandang karena Indonesia adalah negara agraris yang seharusnya mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan sehingga mampu berdaulat,".

Seperti diketahui, rencana impor besar 2021 tengah menjadi pemberitaan beberapa hari terakhir. Suara-suara miring bahwa impor beras tak peka terhadap nasib rakyat petani, hingga 'tudingan' adanya kepentingan pemburu rente telah mengemuka.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:Umum, Nasional, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/