Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
24 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
2
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
7 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
6 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
5
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
4 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
13 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Pak Mendag, Daripada Kalah Sama Mafia dan Maksa Impor Beras, Biar Petani Saja yang Hadapi

Pak Mendag, Daripada Kalah Sama Mafia dan Maksa Impor Beras, Biar Petani Saja yang Hadapi
Ilustrasi Petani. (Kartun by Pemandanganalam.blogspot.com)
Kamis, 18 Maret 2021 22:22 WIB
JAKARTA - Kebijakan impor beras dinilai banyak pihak bukan solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sebab kebijakan tersebut justru akan merugikan petani dalam negeri.

Secara khusus, mantan Sekretaris BUMN, Said Didu mengkritisi alasan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang menyebut kebijakan impor adalah strategi menghadapi mafia.

"Pernyataan Mendag bahwa impor beras untuk hadapi mafia, yang impor mafia lain dan yang dikorbankan petani," kata Said Didu dikutip dari akun Twitternya, Kamis (18/3).

"Negara sudah kalah dengan mafia beras?" sambung aktivis manusia merdeka ini.

Alih-alih melontarkan pernyataan kontroversialnya, pemerintah pun ditantang untuk mengungkap mafia beras yang dimaksud.

"Tunjukkan saja mafianya, kalau negara sudah tidak sanggup hadapi mafia, biar petani yang hadapi mereka," tandasnya.

Seperti diketahui, pemerintah bakal membuka kran impor beras sebesar 1 juta ton. Alasannya, rencana tersebut sebagai strategi pemerintah agar tidak didikte spekulan dan pedagang.

Namun demikian, rencana Kemendag justru seakan kontras dengan kementerian dan lembaga lain. Seperti halnya Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang menyebut neraca pangan pokok, khususnya untuk komoditas beras dalam keadaan cukup.

"Beras diperkirakan surplusnya di atas, kurang lebih 12 juta ton," kata Syahrul dalam rapat bersama Komisi Pertanian DPR di Jakarta hari ini.

Rencana impor beras juga ramai ditentang beberapa kepala daerah. Seperti disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang mempertanyakan alasan mendesak Kemendag.

"Kalau alasan darurat bencana, boleh-boleh saja atau pun impor beras khusus karena kebutuhan daerah tertentu. Tapi harus dijelaskan secara detail agar tidak mengguncang situasi pada saat kita mau panen," ujar Ganjar.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Rmol.id
Kategori:Peristiwa, Ekonomi, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/