Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
22 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
22 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
21 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
8 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
7 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
5 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Home  /  Berita  /  Politik

Hanya Tiga Negara Lakukan Penelitian Jenis Vaksin Nusantara, Komisi IX DPR Minta Dukungan

Hanya Tiga Negara Lakukan Penelitian Jenis Vaksin Nusantara, Komisi IX DPR Minta Dukungan
Anggota Komisi IX DPR, Nur Yasin dalam diskusi publik di Gedung DPR RI, Kamis (18/3/2021). (foto: GoNews.co)
Kamis, 18 Maret 2021 15:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Nur Yasin meminta seluruh pihak mendukung proses uji klinis vaksin Nusantara yang saat ini sedang berlangsung. Pasalnya, penelitian terhadap jenis vaksin Nusantara ini hanya dilakukan oleh tiga negara di dunia, yakni Indonesia-Amerika, China dan China.

"Jenis vaksin Nusantara ini hanya diteliti oleh tiga negara di dunia, yakni Indonesia (ada Amerika juga, China dan China. Selayaknya itu tetap didukung, dan kami akan bersuara terus di Komisi IX," kata Nur Yasin dalam diskusi publik di Gedung DPR RI, Kamis (18/3/2021).

Dikatakan politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, dirinya beserta sembilan rekannya di Komisi IX DPR sudah mendaftarkan diri menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara tahap dua, jika hal Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan rekomendasi uji klinis.

"Jika sudah fase satu selesai dan masuk fase dua, kami (9 Anggota Komisi IX) akan menjadi relawan," ucapnya.

Meski memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan vaksin Nusantara, Nur Yasin tetap mengakui ada sisi kelemahan dari vaksin yang diinisiasi oleh mantan Menteri Kesehatan dr. Terawan Agus Putranto ini, yakni lambatnya dilakukan vaksinasi karena proses vaksinasinya harus mengambil darah dan kembali disuntik ke tubuh manusia.

"Covid-19 ini kan bergerak terus, saya berharap ini harus segera, memang vaksin nusantara ini ada plus minusnya kalau kontes sekarang agak lambat untuk vaksinasi, tapi secara keilmuan ini perlu," tandasnya.

"Karena misalnya ada orang mengalami hambatan atau tidak bisa divaksin, dengan cara ini bisa divaksin, sehingga menurut saya untuk hasanah kekayaan ilmu tentang vaksin di Indonesia sangat layak," tambahnya.

Nur Yasin pun mengakui bahwa hingga kini Komisi IX DPR belum menerima hasil uji klinis tahap satu dari BPOM.

"Untuk hasil uji klinis tahap satu vaksin Nusantara DPR belum menerima karena menunggu rekomendasi dari BPOM uji tahap pertama. Itu tiga hari yang lalu, tapi harus diketahui Covid ini bergerak terus siapa tau," pungkasnya.

Diketahui, kabarnya BPOM hari ini telah melakukan uji klinis tahap satu vaksin Nusantara di Hotel Cemara, Jakarta. Langkah uji klinis yang terkesan sembunyi ini menjadi tanda tanya besar di tengah-tengah publik.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/