Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
14 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
11 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
9 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
12 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  Hukum

Kasus Suap Libatkan Petinggi Kemenkeu, Kinerja Perpajakan Harus Dievaluasi Besar-besaran

Kasus Suap Libatkan Petinggi Kemenkeu, Kinerja Perpajakan Harus Dievaluasi Besar-besaran
Anggota Fraksi PKS DPR, Anis Byarwati. (Foto: Istimewa)
Senin, 08 Maret 2021 12:48 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pemerintah kembali memudar akibat kasus suap di lingkungan Direktorat Jendral Pajak (DJP), Kementrian Keuangan yang tengah garap KPK.

Kasus suap yang melibatkan oknum petinggi Direktorat Jenderal Pajak di Kemenkeu tersebut, mengingatkan kembali akan kasus korupsi pajak triliunan yang dilakukan Gayus Tambunan.

Demikian diungkapkan Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP PKS Anis Byarwati. "Ini ironi, ditengah kesulitan pandemi kembali terjadi kasus dugaan suap puluhan miliar yang menyengsarakan rakyat, uang yang harusnya masuk ke kas negara demi kesejahteraan rakyat" dalam keterangan tertulisnya, yang diterima GoNews.co, Senin (08/3/2021)

Anggota DPR RI Komisi XI ini juga menambahkan, legitimasi pemerintah untuk memungut pajak akan semakin melemah jika peran pemerintah untuk kemaslahatan rakyat masih banyak belum dirasakan. "Sulit untuk membangun kesadaran pajak yang baik, ketika pengelola negara sendiri tidak menunjukkan moralitas, reputasi, dan kinerja yang baik untuk melakukan tanggung jawab dasarnya dalam pengelolaan negara dan melayani public," ujar Anis.

Menurutnya perlu evaluasi besar besaran dalam pengelolaan pajak oleh pemerintah. "Data shoftfall pajak setiap tahun yang tidak kunjung membaik bisa jadi indikator adanya permasalahan segera harus dibenahi, pengawasan internal dari Kementrian Keuangan perlu diperkuat" katanya.

Masalah shortfall penerimaan perpajakan ini menurut Anis, tidak hanya terjadi tahun 2020 efek pandemi Covid-19. "Bahkan bisa kita lihat shortfall pajak di tahun 2018 mencapai Rp108,1 triliun dan di tahun 2019 mencapai Rp245,5 triliun," ujarnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/