Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
23 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
2
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
3
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
6 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
4
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
5 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
5
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
3 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
6
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Umum
12 jam yang lalu
Gelar Acara Halal Bihalal, Ketua Umum KK Inhil Ajak Semua Pihak untuk Bersatu
Home  /  Berita  /  Kesehatan

Ketidakpercayaan Tertinggi pada Efektivitas Vaksin Ada di Minang, Bugis dan Melayu

Ketidakpercayaan Tertinggi pada Efektivitas Vaksin Ada di Minang, Bugis dan Melayu
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi saat divaksin pencegahan Covid-19 di Istana Negara, Jakarta, 13 Januari 2021. (gambar: ist. tangkapan layar video setpres)
Selasa, 23 Februari 2021 15:58 WIB
JAKARTA - Mayoritas (92, 8) persen masyarakat Indonesia mengetahui adanya program vaksinasi pencegahan Covid-19, tapi hanya 46,1 persen masyarakat yang percaya bahwa vaksin dapat mencegah mereka dari tertular virus corona.

Hal tersebut menjadi potret umum hasil penelitian LSI (Lembaga Survei Indonesia) terhadap 2300 responden di 11 provinsi yang dianalisis sepanjang 25 - 31 Januari 2021.

Lebih jauh, ketidakpercayaan masyarakat bahwa vaksin dapat mencegah mereka dari tertular virus corona paling sedikit terjadi di kelompok non muslim, kemudian etnis Batak, masyarakat berpendidikan tinggi, masyarakat di zona Banten, Jawa Tengah, dan Kalimantan. Artinya, kepercayaan kelompok-kelompok dan zona ini terhadap efektivitas vaksin lebih tinggi.

Laporan LSI yang dikurasi GoNews.co pada Selasa (23/2/2021) menyebut, di kelompok non muslim ada sebanyak 33,6 persen yang menyatakan tidak percaya bahwa vaksin dapat mencegah dari tertular corona. Di etnis Batak, 20,2 persen masyarakat yang tidak percaya. Di kelompok berpendidikan tinggi ada sebanyak 39,8 persen yang tidak percaya.

Sementara di zona Banten, Jawa Tengah dan Kalimantan, ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin masing-masing tercatat sebanyak, 34,8 persen (Banten), 36,3 persen (Jawa Tengah), 34,2 persen (Kalimantan). Dan yang percaya hanya tercatat sebanyak, 54,9 persen (Banten), 52,7 persen (Jawa Tengah), 53,6 persen (Kalimantan).

Hasil penelitian juga mencatat, ketidakpercayaan terhadap efektivitas vaksin tertinggi terjadi di kelompok etnis Minang, Bugis, Melayu. Ketidakpercayaan mereka terhadap efektivitas vaksin, masing-masing berada di atas angka 62,9 persen.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, Kesehatan, Nasional
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/