Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
22 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
2
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan Cerdik 
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan Cerdik 
3
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
4
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
3 jam yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
5
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
6
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Ketua FKDM DKI Sebut Kinerja Pj Gubernur Sudah Bagus
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Soal China Impor Vaksin dari Negara Lain, Ini Tanggapan DPR RI

Soal China Impor Vaksin dari Negara Lain, Ini Tanggapan DPR RI
Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Daulay. (Foto: Istimewa)
Jum'at, 18 Desember 2020 12:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional di DPR, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan bahwa kabar bahwa China akan membeli vaksin dari negara lain perlu didalami.

Pasalnya, kabar tersebut bisa berdampak secara sosiologis di tengah masyarakat. Dia mengemukakan ada kesan bahwa vaksin produk China tidak dipakai di negaranya. Malah, China menghabiskan anggaran yang cukup besar untuk mengimpor vaksin dari negara lain.

"Kan agak aneh ya. Mereka punya vaksin sendiri, tapi beli ke tempat lain. Dari sisi keamanan dan keuangan, tentu itu kurang menguntungkan," kata wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatra Utara II itu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2020).

Kendati begitu, Saleh menegaskan bahwa pendalaman terhadap masalah tersebut harus dilakukan secara fair. Dia menyebutkan bisa saja impor vaksin yang dilakukan China adalah juga bagian dari kerja sama akademik yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Oleh karena itu, menurut Saleh, hal ini tentu tidak begitu sulit untuk ditelusuri jika rekam jejak masing-masing produsen vaksin yang ada dapat diungkap.

"Kalau bentuknya kerja sama, ya bisa saja itu. Sama seperti kerja sama antara Biofarma dan Sinovac. Kita akan memproduksi sendiri vaksin merah putih. Namun, pada saat yang sama kita akan mengimport vaksin dari China untuk kebutuhan nasional," kata Saleh Daulay.

Ketua DPP PAN itu menambahkan bahwa impor vaksin dilakukan mengingat jumlah dosis yang dibutuhkan sangat besar. Selain masih menunggu waktu yang agak lama, kapasitas produsen vaksin untuk memproduksi vaksin pun terbatas, katanya.

"Itu yang menjadi dasar pemerintah kita menjalin kerja sama dengan produsen vaksin dari berbagai negara, kata Wakil Ketua Mahkamah Dewan Kehormatan (MKD) DPR tersebut.

Sebelumnya diberitakan, produsen obat asal China, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group Co., telah mengamankan alokasi vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech SE sebanyak 100 juta dosis. 

Langkah tersebut merupakan upaya Negeri Panda ini untuk menggenjot suplai vaksin, selain yang diproduksi di dalam negeri, untuk memastikan vaksinasi bagi semua masyarakat China.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/