Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
16 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
13 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  MPR RI

Kikis Fanatisme dan Radikalisme, Pemerintah Disarankan Hidupkan Dialog

Kikis Fanatisme dan Radikalisme, Pemerintah Disarankan Hidupkan Dialog
Wakil Ketua MPR RI sekaligus Anggota Komisi III DPR, Jazilul Fawaid. (Foto: Dok. Pribadi)
Jum'at, 04 Desember 2020 20:37 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Faham dan tindakan fanatisme, radikalisme, menjadi fenomena global yang mesti terus menerus diwaspadai. Fanatisme dan radikalisme jelas-jelas bertentangan dengan sistem demokrasi di Indonesia.

Demikian diungkapkan Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKB, Jazilul Fawaid, Jumat (04/12/2020) di Jakarta.

"Jika faham fanatisme dan radikalisme masih tumbuh subur, berarti demokrasi di negara kita belum berjalan dengan baik," ujarnya.

Padahal menurut pria yang akrab disapa Gus Jazil itu, demokrasi merupakan alat untuk melahirkan kesejahteraan dan keadilan yang merata. "Jika tidak bisa menangkal faham tersebut, kita patut instropeksi terhadap perjalan demokrasi di Indonesia," tandasnya.

Pria asal Pulau Bawean, Gresik Jawa Timur itu menambahkan, Faham dan tindakan fanatisme serta radikalisme juga dapat merusak kemajemukan, karena akan melahirkan sikap yang merasa paling benar dan semaunya sendiri.

"Dan jelas tindakan tersebut berbahaya bagi indonesia yang majemuk agama, bahasa dan suku bangsanya," ujar Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu.

Untuk itu, Gus Jazil mendorong pemerintah untukt melakukan pencegahan dan penindakan sedini mungkin agar tertutup celah lahirnya pikiran dan sikap radikalisme itu.

"Selain itu, pemerintah juga harus menunjukkan sikap keteladanan, dengan menghidupkan budaya dialog, serta menghindari kebijakan dan tindakan yang dapat menciderai rasa keadilan bagi warganya," pungkas Wakil Ketua MPR RI itu.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/