Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
19 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
21 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
17 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
17 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  Pendidikan

Tolak Aturan Wisuda, Mahasiswa Magister Ilmu Politik UNAS Jakarta Dorong Kampus Buka Dialog

Tolak Aturan Wisuda, Mahasiswa Magister Ilmu Politik UNAS Jakarta Dorong Kampus Buka Dialog
Petisi penolakan wisuda di tengah pandemi Covid-19 dari mahasiswa Magister Ilmu Politik UNAS Jakarta. (gambar: ist./perwakilan mahasiswa)
Jum'at, 20 November 2020 14:15 WIB
JAKARTA - Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, menyatakan sikap tetap menolak keputusan sepihak kampus terkait gelaran wisuda yang dijadwalkan berlangsung akhir November 2020 ini.

Perwakilan mahasiswa Magister Ilmu Politik UNAS Jakarta, Habiburahman menyatakan, sejauh ini pihakya masih terus mengupayakan untuk mencapai kesepakatan dengan pihak kampus, agar ijazah yang menjadi hak mahasiswa bisa tetap diberikan.

"Kami sejauh ini telah mencoba untuk menjalin komunikasi dengan waki rektor I dan wakil rektor lain bidang keuangan, tapi belum ada jawaban yang terbilang win-win solution," kata Habib kepada GoNews.co, Jumat (20/11/2020).

Jika kampus bersedia membuka ruang dialog dengan lebih baik, kata habib, pihanya bermaksud menyampaikan beberapa opsi.

Sejauh ini, kata dia, pihaknya masih pada posisi menolak gelaran wisuda tatap muka dan desakan kampus mengenai biaya wisuda Rp 3 juta per mahasiswa.

"Kita kan wajib bayar, meskipun tidak hadir wisudanya," kata Habib.

Bagaimana pun, lanjut Habib, ijazah adalah hak para mahasiswa yang telah lulus uji tesis dan melunasi pembayaran biaya perkuliahan termasuk biaya ujian tesis. Adapun acara wisuda, hanyalah seremonial yang sepatutnya dipertimbangkan aspek-aspek penyelenggaraannya di tengah situasi dan dampak pandemi saat ini.

Sebelumnya, Kamis (19/11/2020) para mahasiswa Magister Ilmu Politik UNAS Jakarta, telah menerbitkan petisi. Mereka menolak wisuda tatap muka yang ditetapkan kampus akan digelar di JCC Jakarta, pada 28-29 November 2020. Bagi mahasiswa, wisuda tatap muka terlalu beresiko menjadi penularan virus Covid-19.

Kewajiban membayar biaya kegiatan wisuda sebesar Rp3 juta juga dianggap sangat memberatkan para mahasiswa, karena banyak dari mereka terdampak ekonominya dari pandemi Covid-19 yang belum juga usai.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Pendidikan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/