Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
16 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
13 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Jadi Korban Salah Tangkap saat Demo, Dosen UMI Makassar Dipukul dan Diseret Polisi

Jadi Korban Salah Tangkap saat Demo, Dosen UMI Makassar Dipukul dan Diseret Polisi
Korban salah tangkap. (Istimewa)
Senin, 12 Oktober 2020 12:26 WIB
MAKASSAR - Seorang dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar berinisial AM menjadi korban salah tangkap dan pemukulan oleh oknum polisi. Ia menjadi korban pemukulan oknum polisi saat aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020 lalu.

Korban AM menjelaskan kronologi kejadian itu berawal saat dirinya berada di depan salah satu minimarket di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar. Ia berada di lokasi itu hendak menuju ke tempat print yang berada di depan Kampus Universitas Bosowa.

Tapi karena kondisi unjuk rasa saat itu memanas, dirinya terjebak. Tiba-tiba polisi datang dan menangkap semua yang diduga terlibat dalam aksi unjuk rasa itu.

Polisi yang melihatnya berada di dekat minimarket langsung menarik dan menyeret korban hingga beberapa kali jatuh akibat pukulan yang dilayangkan oleh oknum polisi. Meski sempat mengeluarkan identitas dan mengatakan seorang dosen.

"Saat itu saya mundur mendekat ke minimarket dan saya tidak lari, karena saya tidak terlibat dalam aksi itu. Saya keluarkan KTP dan bilang bahwa saya adalah dosen. Tapi tetap dibawa," ungkapnya saat menggelar Konferensi Pers di Kantor Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PHBI) Sulsel, Minggu (11/10/2020).

Tidak hanya kekerasan fisik yang korban alami, ia bercerita bahwa saat di mobil oknum polisi juga melontarkan kekerasan verbal yang membawa nama profesinya sebagai seorang dosen yang ia nilai tidak pantas dilontarkan oleh oknum penegak hukum seperti polisi.

Sementara itu, Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum PBHI Sulsel Syamsul Marlin akan melaporkan dan mengawal kasus salah tangkap dan pemukulan korban AM saat aksi penolakan Omnibus Law berapa hari lalu.

"Kasus ini kita akan laporkan ke Polda Sulsel besok,dan bukan hanya di Polda Sulsel saja, Kompolnas dan HAM kasus ini kami laporkan juga," ucapnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Gelora.co
Kategori:Peristiwa, Pendidikan, Pemerintahan, Politik, Sulawesi Selatan
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/