Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
23 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
2
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
22 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
3
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
22 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
4
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
8 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
5
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
7 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
6
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
6 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Home  /  Berita  /  Peristiwa

Emak-emak Dominasi Unjuk Rasa Buruh Tolak Omnibus Law di Bandung

Emak-emak Dominasi Unjuk Rasa Buruh Tolak Omnibus Law di Bandung
Demo Buruh di Bandung. (Detik.com)
Selasa, 06 Oktober 2020 14:05 WIB
BANDUNG - Emak-emak mendominasi jumlah peserta unjukrasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja di depan Balai Kota Bandung, Selasa (6/10/2020). Sebagian dari mereka bahkan rela berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk menolak peraturan yang dianggap menyengsarakan kaum buruh itu.

Salah seorang peserta unjuk rasa, Etin Suprapti (39) mengatakan, ia datang berjalan kaki bersama 2.000 karyawan dari kawasan industri di Soekarno Hatta Kota, Kelurahan Cibuntu, Bandung. Sambil menenteng payung terbuka, mereka berjalan sekitar enam kilometer dari titik kumpul menuju Balai Kota Bandung.

Lewat berjalan kaki dengan jumlah masif, Etin berharap aspirasi buruh bisa lebih didengarkan untuk mempertahankan hak dan kesejahteraannya. "Kami yang sudah tidak lagi dipedulikan oleh pemerintah dan legislatif sebagai perwakilan rakyat, dengan menyetujui dan mengesahkan Undang-undang Omnibus Law ini yang jelas-jelas tidak berpihak bagi kaum buruh," ujar Etin.

Ratusan hingga ribuan buruh ini kemudian duduk di tengah Jalan Wastukencana, tepatnya di depan pintu gerbang masuk utama Balai Kota. Setelah itu, mereka kompak membuka payung mereka sambil mengikuti aba-aba dari atas mobil komando.

"Jadi maksud kami membawa payung ini, menjadi simbol perlindungan hukum dan perlawanan dari matinya hati nurani pemerintah, selain juga payung ini untuk melindungi batasan jarak diantara kami dan juga panas matahari," ucapnya.

Ia berharap, aksi yang dilakukan oleh ribuan buruh hari ini bisa didengar oleh pemerintah pusat sehingga muncul Perpu untuk mencabut UU Cipta Kerja. "Harapan kami hanya satu, segera cabut UU Omnibus Law," kata Etin.

Emak-emak ini duduk menyemut. Suara dari balik mobil komando pun tak henti-henti mengingatkan mereka untuk tetap memakai masker dan menerapkan protokol kesehatan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:detik.com
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, Banten, Jawa Barat
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/