Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
21 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
21 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
18 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
5
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
19 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
18 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Moeldoko: Jangan Sampai Orang Kecelakaan Meninggal Dibikin Status Covid Juga

Moeldoko: Jangan Sampai Orang Kecelakaan Meninggal Dibikin Status Covid Juga
Moeldoko saat bertemu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. (Istimewa)
Sabtu, 03 Oktober 2020 01:10 WIB
JAKARTA - Tenaga kesehatan atau rumah sakit diminta tidak mudah memberi pernyataan pasien terinfeksi COVID-19. Di sisi lain, pemerintah memberikan skala prioritas melakukan vaksinasi pada para pekerja berusia 18-59 tahun, selain tenaga medis.

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko dalam keterangannya mengatakan banyak isu yang menyebut rumah sakit memvonis COVID terhadap semua pasien yang meninggal. Tujuan rumah sakit meng-COVID-kan agar mendapatkan anggaran dari pemerintah.

Ditegaskannya, sudah banyak terjadi, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan kemudian di-COVID-kan atau meninggal karena COVID-19. Padahal hasil tesnya negatif.

"Ini sudah terjadi di semua wilayah. Ada orang diperkirakan COVID terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan, ini contoh-contoh agar kita harus bisa diperbaiki," ujarnya.

Terhadap isu ini, mantan Panglima TNI ini meminta agar segera ditangani. Sehingga tidak memunculkan keresahan di masyarakat. "Jadi semua perlu didefinisikan semua kematian. Agar jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," katanya di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (1/10).

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan isu tersebut pernah terjadi wilayahnya. Karenanya, untuk mengantisipasi, dia sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan COVID-19 di Jawa Tengah dan pihak terkait.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Media Indonesia
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Kesehatan, Jawa Tengah
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/