Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
Olahraga
24 jam yang lalu
Ginting Tak Mampu Lepas dari Tekanan, Indonesia Tertinggal 0-1 dari China
2
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
Olahraga
20 jam yang lalu
Kalahkan Li Shi Feng, Joko Jaga Peluang Indonesia Rebut Piala Thomas 2024
3
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan Cerdik 
Olahraga
20 jam yang lalu
Indonesia Tertinggal 0-2 Atas China, Fajar/Rian: Liang/Wang Lebih Berani dan Cerdik 
4
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
Olahraga
18 jam yang lalu
Indonesia Runner Up Piala Thomas, Bakri Kesulitan Keluar dari Tekanan
5
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
DKI Jakarta
38 menit yang lalu
Ketua Umum Forkabi Nilai Heru Budi Layak Pimpin Jakarta
6
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Pemerintahan
25 menit yang lalu
Pemprov DKI Raih Provinsi Terbaik Tiga Penghargaan Pembangunan Daerah
Home  /  Berita  /  DPR RI

Daya Beli Memburuk, Junaidi Auly Sebut Pemerintah Tak punya 'Sense of Crisis'

Daya Beli Memburuk, Junaidi Auly Sebut Pemerintah Tak punya Sense of Crisis
Foto: Ist.
Kamis, 01 Oktober 2020 14:32 WIB
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Junaidi Auly menyebut, pemerintah tidak memiliki sense of crisis di tengah memburuknya daya beli masyarakat akibat Pandemi Covid-19.

Penilaian tersebut, menurut Junaidi, lantaran realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sangat lambat dan terhambat birokrasi.

Kepada Wartawan Parlemen, Kamis (1/10/2020), Junaidi memaparkan bahwa kondisi daya beli masyarakat sangat buruk saat ini. Hal itu, kata dia, “dapat dilihat dari penurunan daya beli, dimana Pada triwulan II-2020, konsumsi rumah tangga tumbuh negatif hingga 5,5 persen,”.

Data BPS pada Agustus 2020 mencatat pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan II/2020 mengalami pertumbuhan negatif 5,5 persen padahal pada kuartal I/2020 masih berada di titik 2,83 persen. Lesunya konsumsi rumah tangga terlihat pada sektor makan, minuman yang minus 0,71 persen. Selain itu ada sektor pakaian, alas kaki dan jasa perawatannya yang mengalami minus 5,13 persen, transportasi dan komunikasi minus 15,33 persen, restoran dan hotel minus 16,53 persen.

Junaidi menambahkan, penurunan daya beli sejalan dengan lonjakan tingkat pengangguran sepanjang covid-19. Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah tenaga kerja yang terimbas corona hingga 3,5 juta. Situasi seperti ini semakin sulit karena covid yang menyebabkan sektor formal dan informal terpengaruh.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, DPR RI, Nasional, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/