Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
Pemerintahan
23 jam yang lalu
Lima Komisi DPRD DKI Sampaikan Rekomendasi Atas LKPJ APBD 2023
2
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
Umum
17 jam yang lalu
Kuasa Hukum Tepis Isu Sarwendah Ajukan Gugatan Cerai kepada Ruben Onsu
3
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
Umum
17 jam yang lalu
Teuku Ryan Wajib Nafkahi Anak, Ria Ricis Resmi Jadi Janda
4
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
Umum
16 jam yang lalu
Icha Yang Pukau Pengunjung Whiterabit Monteyra
5
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
3 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
6
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
2 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Ekonom Berharap KPK Bicara soal Celah di Bantuan Non Tunai

Ekonom Berharap KPK Bicara soal Celah di Bantuan Non Tunai
Salah satu bantuan non tunai selama pandemi. (Gambar: Dok. Tangkapan layar)
Senin, 31 Agustus 2020 13:41 WIB

JAKARTA - Kepala Dewan Penasehat Indonesia Research and Strategic Analysis (IRSA), Faisal Basri mengungkapkan, seharusnya pemerintah hanya menetapkan satu jenis bantuan untuk pertahanan konsumsi masyarakat kelas bawah. Dan, tunai.

"Gelontorkan langsung uang ke masyarakat, tapi jangan 8 jenis, (dan, red) tunai saja," kata Faisal dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (31/8/2020).

Ia mengatakan, bantuan dalam bentuk tunai relatif bisa menghindari tumpang tindih penerima. Karena, "tidak bisa dobel kan, penerimaannya langsung rekening,".

Lalu kenapa faktanya ada beberapa jenis bantuan yang di antaranya adalah non tunai?. Rupanya, Faisal mengungkapkan, ada margin sekitar 20 persenan dari harga komponen bantuan non tunai, untuk birokrasi yang terlibat.

"Saya berharap KPK juga (bicara soal ini, red), masa hanya sendiri yang bicara," kata Faisal.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/