Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Kadispora DKI Optimistis Timnas U-23 Indonesia Raih Tiket ke Olimpiade 2024 Paris
2
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Tumpukan Sampah di Pesisir Marunda Kepu Dibersihkan
3
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
Olahraga
16 jam yang lalu
Regional Sumatera Mandiri 3X3 Indonesia Tournament Meriah dan Seru, Terima Kasih Medan!
4
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
Olahraga
14 jam yang lalu
La Paene Masara : Menyedihkan Nasib Tinju Amatir Indonesia
5
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
Olahraga
14 jam yang lalu
Shin Tae-yong Optimistis Indonesia Tumbangkan Irak
6
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Olahraga
13 jam yang lalu
Pemprov DKI Adakan Nobar Indonesia Lawan Irak di Piala Asia U 23
Home  /  Berita  /  Umum

Undang Ulama Saat Misa, Pastor Jadi Sasaran Fitnah, Dituduh Bawa Pemuja Setan ke Gereja

Undang Ulama Saat Misa, Pastor Jadi Sasaran Fitnah, Dituduh Bawa Pemuja Setan ke Gereja
Pastor Stephen Farragher. (republika.co.id)
Sabtu, 22 Agustus 2020 13:12 WIB

BALLYHAUNIS -- Seorang pastor di Irlandia Stephen Farragher difitnah kaum fanatik karena mengizinkan dua ulama mengucapkan berkat dalam misa di gereja April lalu.

Dikutip dari Republika.co.id, pastor Stephen Farragher mengatakan telah menjadi sasaran fitnah dan hinaan secara langsung dan virtual.

Sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Síol na hÉireann, Partai Patriot Irlandia, menuduh Farragher 'membawa pemuja setan asing' ke dalam gereja dan menjadi 'bidah'.

''Saya kewalahan dengan pesan yang saya terima dari ratusan orang di seluruh negeri beberapa hari terakhir ini. Maksud saya, apa yang saya alami secara online oleh orang banyak yang disebut Church Militant [dugaan kelompok sayap kanan AS] dan orang-orang berteriak ke arah saya di telepon,'' ujar Pastor Farragher yang dikutip di Irish Mirror, Jumat (21/8).  

Dia juga mengaku mendapat pesan yang menyebutnya sebagai 'pengkhianat' yang dikirim dengan tulisan merah besar.

Pastor Farragher mengatakan kelompok yang terdiri dari sekitar 12 orang, yang bukan dari Ballyhaunis atau Co Mayo, juga membawa spanduk bertuliskan 'No Sharia in Ireland' ke halaman gereja.

Pada April lalu, pastor sengaja menyiarkan misa di radio lokal Ballyhaunis, dimana dia menghubungi dua imam sebagai wujud solidaritas antar agama.

Dia meminta para imam untuk mengucapkan berkat di akhir misa di Gereja St Patrick di Ballyhaunis, Co Mayo pada 3 April.

Pastor Farragher mengatakan mereka membacakan panggilan Islam untuk berdoa dan berdoa semoga belas kasihan Tuhan akan membantu semua orang yang menderita Covid-19.

''Apa yang tidak mereka sadari adalah banyak dari orang-orang ini memiliki lebih banyak kesamaan dengan kita daripada yang mereka sadari. Oke, mungkin mereka menyembah Tuhan dengan nama yang berbeda tetapi dalam hal nilai dan hidup yang baik, kehidupan moral (ada banyak kesamaan),' ujar Pastor.

Ballyhaunis adalah salah satu tempat paling beragam di negara ini. Menurut Pastor Farragher, kerja nyata integrasi di Ballyhaunis terjadi dimana warganya memiliki budaya, kebangsaan, dan agama yang berbeda, tetapi juga organisasi sukarela dan klub olahraga yang terus berupaya keras untuk menjadi inklusif.

Pastor Farragher mengatakan multikulturalisme tumbuh subur ketika mendiang pengusaha Pakistan Sher Mohammed Rafique pertama kali membawa pekerja Muslim ke kota Co Mayo pada 1970-an.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/