Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
20 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
17 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
19 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
15 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
14 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Umum
15 jam yang lalu
Ed Sheeran Pilih Fokus Tur, Belum Mau Rilis Lagu Baru Tahun Ini
Home  /  Berita  /  Politik

Rapit Test Berbayar, Gus Jazil: Jangan Tambah Lagi Beban Masyarakat

Rapit Test Berbayar, Gus Jazil: Jangan Tambah Lagi Beban Masyarakat
Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid. (Istimewa)
Rabu, 24 Juni 2020 17:59 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Beredar informasi mengenai masyarakat yang melakukan rapid test dengan mengeluarkan biaya tinggi ditanggapi secara serius oleh Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid.

Politisi dari PKB ini berharap, agar Gugus Tugas Covid-19, Kementerian Kesehatan, dan lembaga yang terkait dengan penanganan pandemi Covid-19 memperhatikan masalah ini.

"Masyarakat sekarang berada dalam kondisi susah sehingga jangan dibebani lagi dengan biaya-biaya yang lain," ujar Jazilul Fawaid kepada wartawan, Selsa (26/6/2020) di Jakarta.
 
Pria yang akrab dipanggil Guz Jazil itu heran, sebelumnya memang pemerintah memberi bantuan kepada masyarakat berupa sembako guna menghadapi masa PSBB namun selanjutnya dalam masalah rapid test, masyarakat kok dikenai biaya.

"Kemarin diberi sembako tetapi sekarang disuruh membayar rapid test," ujar pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu keheranan.

Hal demikian membuat Jazilul Fawaid berseloroh, "ya itu namanya sama saja, tidak ada yang dibantu".
 
Soal rapid test, dirinya meminta agar pemerintah menghitung kembali skema rapid test kepada masyarakat.

"Seharusnya disediakan dengan cara yang murah," tuturnya.

Biaya murah kata Dia, bisa saja sebab dirinya sudah mendengar jika Indonesia sejatinya bisa membikin produk sendiri. "Saya dengar produk dalam negeri sudah ditemukan. Mestinya kan murah itu," ungkapnya.
 
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji itu mengatakan, perlu adanya sosialisasi dalam kegiatan rapid test. Petugas yang berada di lapangan diharap mengetahui mana orang yang mampu atau tidak membayar rapid test. "Bila tidak mampu ada qualifikasinya," ucapnya.

Intinya kata Dia, jangan lagi masyarakat yang sudah susah ditambah lagi bebannya. Biaya rapid test dikatakan bisa buat belanja masyarakat kecil untuk hidup setengah bulan. Dirinya sepakat rapid test digelar namun dengan biaya yang murah.

"Caranya ya beri subsidi bagi masyarakat kecil. Misalnya rapid test digelar di Puskesmas, maka Puskesmas itu mendapat subsidi," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/