Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
Olahraga
23 jam yang lalu
Tampil Trengginas, Korea Utara Bekuk Korea Selatan
2
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
Umum
22 jam yang lalu
Chand Kelvin dan Dea Sahirah Sudah Resmi Bertunangan
3
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
Olahraga
23 jam yang lalu
Timnas U 17 Wanita Tatap Laga Perdana Melawan Filipina di Piala Asia U 17 AFC 2024
4
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
Umum
22 jam yang lalu
Melanggar Lalu Lintas, Gisele Bündchen Kena Tilang Polisi
5
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
Pemerintahan
22 jam yang lalu
Ketua Hima Persis DKI: Tagline Sukses Jakarta untuk Indonesia Inspiratif
6
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Umum
22 jam yang lalu
Rizky Febian Siap Lepas Masa Lajang, Mahalini Syahadat Sebelum Akad
Home  /  Berita  /  Umum

LAPAN: Jangan Saksikan Gerhana Matahari dengan Mata Telanjang

LAPAN: Jangan Saksikan Gerhana Matahari dengan Mata Telanjang
Gerhana Matahari Cincin. (sindonews.com)
Minggu, 21 Juni 2020 11:02 WIB
JAKARTA - Gerhana Matahari Cincin (GMC) terjadi hari ini, Ahad (21/6/2020). Namun di Indonesia, hanya terlihat Gerhana Matahari Sebagian (GMS), itu pun tidak di semua daerah, dengan kegelapan kurang dari 50%.

Dikutip dari Okezone.com, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin, mengingatkan warga tidak menyaksikan fenomena alam tersebut menggunakan mata telanjang. Menurut Thomas, tidak ada bedanya melihat GMC maupun GMS. ''Sama, harus berhati-hati dengan cahaya Matahari yang sangat kuat,'' ungkap Thomas.

Sambung Thomas, jangan paksakan melihat Matahari yang sangat silau. Untuk menyaksikan fenomena ini, perlu menggunakan kacamata filter.

''Gunakan peredup cahaya untuk melihat sekilas perkembangan gerhana. Lebih baik gunakan filter matahari atau kacamata matahari, kalau ada,'' sarannya.

Gerhana Matahari Cincin Api sendiri hanya akan terlihat di Asia Tengah sampai Asia Timur. Thomas menjelaskan, itu terjadi ketika Matahari-Bulan-Bumi dalam konfigurasi segaris.

Karena posisi bulan lebih jauh dari rata-rata jaraknya dari Bumi, ukurannya lebih kecil daripada Matahari. Jadi bulan hanya menutupi bagian tengah matahari, sehingga matahari tampak seperti cincin.

Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Indonesia, GMS akan melewati 432 pusat kota dan kabupaten di 31 provinsi.

Di Indonesia, lanjut BMKG, waktu mulai gerhana paling awal adalah di Sabang, Aceh, terjadi pukul 13.16.00,5 WIB. Sementara kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Kepanjen, Jawa Timur, yakni pukul 15.19.49,3 WIB.

Demikian juga waktu puncak Gerhana yang akan terjadi berbeda-beda di setiap daerah. Daerah di Indonesia yang akan mengalami waktu saat puncak gerhana paling awal adalah Kota Sabang, Aceh, yang terjadi pada pukul 14.34.52,4 WIB. Lalu kota yang akan mengalami waktu puncak paling akhir adalah Agats, Papua, yaitu pukul 17.37.26,3 WIT.

''Adapun waktu kontak akhir paling awal akan terjadi di Tais, Bengkulu yang terjadi pada pukul 15.06.39,8 WIB dan waktu kontak akhir paling akhir akan terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara, pada pukul 17.31.44,9 WITA,'' tulis BMKG. ***

Editor:hasan b
Sumber:okezone.com
Kategori:Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/