Digempur Produk Luar Negeri, Industri Domestik Mesti Dilindungi
Penulis: Muslikhin Effendy
Tingginya produk impor ke indonesia tersebut secara otomatis merugikan produk-produk lokal. Kini tidak bisa dihindari lagi Indonesia digempur barang impor.
Sebut saja jenis barang konsumsi impor yang makin melonjak yakni barang elektronik yang naik signifikan dan impor makanan serta buah buahan dari China yang naik hingga 40%. Produk produk itu dapat secara bebas diperoleh di pusat pusat perbelanjaan hingga toko toko kecil di pedesaan.
Menanggapi hal itu, Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo mengingatkan, perlunya perlindungan industri domestik yang saat ini terus digempur dengan berbagai produk-produk impor.
"Pemerintah harus tegas dalam memberikan perlindungan industri domestik, dengan membuat kebijakan terhadap produk nasional harus memakai produk dan bahan baku dari dalam negeri, serta meningkatkan keamanan dalam perdagangan, dan terus berupaya membenahi daya saing nasional," ujarnya, Kamis (11/6/2020).
Pemerintah kata Bamsoet, sapaan karib Bambang Soesatyo, harus memperhatikan dampak lonjakan impor yang menyebabkan penurunan volume penjualan dan produksi bagi industri dalam negeri, terutama produk-produk impor yang melonjak paling signifikan, yaitu panel surya (59%), kaca (52%), dan peralatan dapur dan makan (39%).
"Pemerintah bersama Komisi Pengamanan Perdagangan Indonesia/KPPI harus mendalami setiap laporan lonjakan impor dan besaran kerugiannya, sehingga dapat menjadi bahan evaluasi pemerintah ke depannya dalam melakukan upaya melindungi industri domistik dengan penekanan jumlah impor," tandasnya.
Ia juga mendorong pemerintah melalui Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dalam negeri, sehingga dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri.
"Terakhir, Pemerintah harus segera mengevaluasi produk-produk yang menggunakan dan memiliki angka impor tinggi agar di masa mendatang pemerintah dapat lebih fokus dan serius menggarap industri-industri tersebut agar dapat diproduksi dari bahan baku dalam negeri, sehingga tidak lagi bergantung pada impor," pungkasnya.***
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta |