Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
Olahraga
24 jam yang lalu
Arema FC Fokus Recovery Hadapi Laga Terakhir
2
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
Olahraga
24 jam yang lalu
Persebaya Ingin Menang dengan Kebanggaan di Laga Terakhir
3
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
Olahraga
24 jam yang lalu
Kemenangan Penting Persija dari RANS Nusantara
4
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
Olahraga
23 jam yang lalu
Beri Kesempatan Pemain Minim Bermain, Marcelo Rospide Fokus Strategi Hadapi Persebaya
5
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
Olahraga
20 jam yang lalu
Aditya dan Novendra Melejit, Temur Kuybakarov Terlempar dari Klasemen Sementara
6
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
12 jam yang lalu
Jelang Hadapi Uzbekistan, Ini Pesan Iwan Bule Kepada Timnas U 23 Indonesia
Home  /  Berita  /  Ekonomi

Jumlah Uang yang Harus Dicetak RI menurut Mantan Mendag

Jumlah Uang yang Harus Dicetak RI menurut Mantan Mendag
Ilustrasi pencetakan uang baru. (Gambar: Ist.)
Jum'at, 01 Mei 2020 20:51 WIB
JAKARTA - Gita Wiryawan mengusulkan Bank Indonesia mencetak uang untuk mengatasi persoalan ekonomi karena dampak Covid-19. Besaran jumlah uang yang dicetak, bergantung pada kecepatan dan ketepatan jejaring bantuan untuk masyarakat dan bisnis.

Dalam diskusi bertema "Menyelamatkan sektor riil dan UMKM dari pandemi" bersama Yayasan Rekat Anak Bangsa, Jumat (1/05/2020), Gita menyatakan, uang yang mesti dicetak bisa mencapai angka Rp 4.000 triliun jika situasi makin berat.

"Memang kalo terlambat, stimulus yang dibutuhkan bisa mencapai angka tersebut diatas. Semua tergantung kecepatan dan ketepatan stimulus untuk jaring pengaman sosial dan juga untuk sisi produksi/pasok dalam perekonomian," kata Gita kepada GoNews.co, mempertegas rilisnya yang telah beredar.

Menteri Perdagangan tahun 2011-2104 ini menekankan kebijakan pencetakan uang tersebut tidak akan menimbulkan inflasi karena uang yang disalurkan ke masyarakat, hanya untuk menjamin kebutuhan dasar, bukan untuk meningkatkan gaya hidup.

Kekhawatiran lain soal depresiasi rupiah melemah di hadapan mata uang lain, menurut Gita juga tak perlu, karena banyak negara kini mencetak uang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi dalam negerinya.

Gita juga menepis kekhawatiran banyak pihak adanya moral hazard dalam pencetakan uang. Yakni dengan memperketat koordinasi pusat dan daerah dalam menentukan kanalisasi penyaluran bantuan.

Gita yang kini menjabat sebagai wakil ketua pertimbangan KADIN mengapresiasi langkah pemerintah untuk penyelamatan ekonomi yang terdampak Covid-19, meski stimulus yang diberikan masih kurang. berpendapat, harus ada kebijakan tidak biasa yang harus diambil pemerintah, yakni pencetakan uang. Meski diakui bertentangan dengan apa yang diajarkan selama ini, kebijakan pencetakan uang dianggap sebagai satu satunya alternatif untuk mencapai likuiditas yang dibutuhkan negara.

Usulan agar BI mencetak uang guna menanggulangi Pandemi Corona/Covid-19, sebelumnya juga pernah muncul dari legislator DPR RI.

Dalam Raker dengan Menkeu RI pada Senin (6/4/2020), Legislator asal Gerindra, Muhammad Misbakhun menyebut soal PDB yang akan mengalami shirinking atau penyusunan.

"Kalau saya harus mengatakan, mau tidak mau, quantitatif easing (QE) yang dilakukan Pemerintah adalah melakukan pencetakan uang baru, tidak bisa tidak," kata dia kala itu.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Kategori:DKI Jakarta, GoNews Group, Nasional, Politik, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/