Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
Umum
20 jam yang lalu
Lestarikan Warisan Budaya Batak Lewat Konser Musik Anak Ni Raja
2
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Veddriq Juara di Shanghai, Panjat Tebing Selangkah Lagi Tambah Tiket Ke Olimpiade 2024 Paris
3
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
Olahraga
22 jam yang lalu
Manager Timnas Putra dan Timnas Wanita Indonesia Terisi
4
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
Olahraga
22 jam yang lalu
Bambang Asdianto Bicara Kesiapan Pemain Timnas Basket Indonesia Jelang SEABA U-18 Women’s di Thailand
5
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
Olahraga
20 jam yang lalu
Rakor PON XXI di Medan, Menpora Dito Sebut Kesiapan Sumatera Utara Sudah Matang
6
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
6 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Protes Kebijakan Larangan Mudik, IPW: Kenapa 500 TKA China Dipaksa Masuk ke Sultra?

Protes Kebijakan Larangan Mudik, IPW: Kenapa 500 TKA China Dipaksa Masuk ke Sultra?
Ilustrasi. (Antara)
Rabu, 29 April 2020 20:19 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai sikap pemerintah Jokowi dalam mengatasi pandemi Covid-19 makin aneh, ngawur, diskriminatif, dan membingungkan.

Di satu sisi kata dia, bangsanya sendiri dilarang mudik, tapi di sisi lain 500 TKA Cina sudah diizinkan masuk ke Sulawesi Tenggara.

"IPW melihat sikap ngawur pemerintah tersebut bisa memicu konflik di masyarakat. Selain itu IPW juga melihat sikap ngawur Presiden Jokowi, yang berkali kali membagi-bagikan beras di jalanan hingga menimbulkan kerumunan massa tanpa ditegur ataupun dibubarkan polisi," katanya kepada Warta Kota, Rabu (29/4/2020).

Padahal, menurut Neta, jika masyarakat yang melakukan, polisi dengan cepat membubarkannya. Panitianya langsung mendapat teguran dan diminta meneken surat pernyataan agar tak mengulangi kegiatan serupa.

"Seharusnya Polri juga menegur Jokowi dan memintanya membuat surat pernyataan agar tidak mengulang kegiatan serupa," katanya.

Tapi hal itu tambah Neta, tidak dilakukan polisi. Neta menyebut polisi cuma beraninya pada rakyat kecil.

Di sisi lain mantan Walikota Solo itu sebagai presiden tidak memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. "Sebagai presiden, Jokowi cuma bisa meminta agar rakyat menjaga jarak dan tidak melakukan kegiatan yang bisa mengumpulkan massa. Tapi dia sendiri melanggar apa yang diucapkannya," kata dia.

Selain itu kata Neta, Jokowi juga melarang masyarakat mudik. Polri dikerahkan untuk menghalau pemudik dan menyuruhnya kembali ke Jakarta sebagai tempat asalnya.

"Anehnya pemerintahan Jokowi mengijinkan TKA Cina datang ke Sultra. Rencana kedatangan 500 TKA Cina di saat pandemi Corona ini diungkapkan Gubernur Ali Mazi pada 27 April kemarin. IPW akan melihat apakah Polri berani menghalau TKA Cina itu, seperti Polri menghalau bangsanya yang hendak mudik?" papar Neta.

Jika Polri tidak berani menghalaunya, kata Neta, rakyat Sultra harus melakukan pagar betis untuk menghalau para TKA Cina itu dan memintanya untuk kembali ke negaranya. "Rakyat Sultra perlu mencontoh cara polisi menghalau pemudik di jalan tol," kata dia.

Neta melihat sikap ngawur pemerintah di tengah pademi Covid 19 ini bisa menimbulkan masalah baru.

Untuk itu katanya DPR perlu menegur Jokowi agar tidak lagi membagi bagi beras di jalanan.

Selain itu DPR perlu memanggil Menaker untuk mencari tahu siapa yang menjadi biang kerok atas rencana kedatangan 500 TKA Cina itu. "DPR harus meminta Menaker membatalkan kedatangan mereka. Sikap ngawur pemerintah ini sangat memprihatinkan. Selain bisa membuat pandemi Covid 19 di Indonesia kian meluas, sikap ngawur itu juga bisa menimbulkan konflik baru di masyarakat," kata Neta.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/