Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
Umum
12 jam yang lalu
Srikandi PLN Mengajar, Mahasiswa LP3I Jakarta Gali Lebih Dalam Peran Humas di Era Digital
2
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
Olahraga
12 jam yang lalu
Tampil di Kandang, Borneo FC Lebih Percaya Diri Hadapi Madura United FC
3
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
DPD RI
10 jam yang lalu
Senator Dailami Ingin Pemprov DKI Segera Bangun RSUD Tipe B di Kepulauan Seribu
4
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
Pemerintahan
10 jam yang lalu
Srikandi PLN dan Bhayangkari, Berbagi Cahaya Pengetahuan Listrik untuk Masyarakat
5
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
Olahraga
11 jam yang lalu
Cadenazzi Optimistis Borneo FC Catat Hasil Positif
6
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Olahraga
11 jam yang lalu
Hadapi Borneo FC di Leg Kedua Semifinal, Rakhmat Basuki: Ada Energi Positif
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Bentrok TNI - Polisi di Papua Telan Korban Jiwa, Ternyata Dipicu Masalah Sewa Motor

Bentrok TNI - Polisi di Papua Telan Korban Jiwa, Ternyata Dipicu Masalah Sewa Motor
Senin, 13 April 2020 21:00 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Indonesia Police Watch menyebut pertikaian antara anggota TNI dengan personel polisi di Memberamo, Papua, diawali oleh masalah sewa motor.

Menurut IPW, awalnya salah satu anggota Kepolisian Resor Memberamo Raya menyewa motor tukang ojek yang pangkalannya berada di dekat Markas Satuan Tugas Batalion Infanteri 755/Yalet.

"Menurut kronologi yang didapat IPW, pertikaian itu bermula dari sewa-menyewa motor," kata Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane, Senin, (13/4/2020).

Neta melanjutkan anggota Polres itu menyewa motor seorang tukang ojek dengan perjanjian awal Rp 50 ribu per jam. Si anggota polisi, kata dia, menggunakan motor itu selama tiga jam. Namun, menurut Neta, dia hanya mau membayar Rp 50 ribu. “Dari sanalah kemudian terjadi perselisihan antara tukang ojek dan anggota polisi,” kata Neta.

Menurut Neta, anggota Yonif 755 yang markasnya berada dekat pangkalan ojek berupaya melerai keributan itu. Namun, belakangan malah terjadi keributan yang melibatkan anggota TNI dan Polri. Anggota polres itu kemudian melaporkan pertikaian ini ke rekannya di Polres Memberamo.

Kapolres Memberamo, kata Neta, mengetahui pertikaian ini. Ia meminta anggotanya untuk tidak berbuat apapun. Namun, imbauan Kapolres itu nampaknya tak dihiraukan. Sehingga, beberapa anggota Polres mendatangi Markas Satgas Yonif/755, hingga akhirnya pecah baku tembak yang menewaskan 3 anggota Polres Memberamo.

Kepala Subdirektorat Penerangan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Anton Ampang mengatakan bentrokan terjadi di pertigaan Jalan Pemda I, Kampung Kasonaweja Distrik Memberamo Raya pada 12 April 2020 pukul 07.40 WIT. Ia menyebut kesalahpahaman menjadi pemicu bentrok itu.

Tiga anggota Polres Memberamo yang tewas dalam bentrokan ini yakni, Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun dan Bripda Yosias. Marcelino tewas karena luka tembak di leher sebelah kanan; Yosias mengalami luka tembak di leher kiri dan Alexander tewas dengan luka tembak di paha kiri.

Dua anggota polisi lainnya yang terluka ialah Bripka Alva Titaley, tertembak di paha kiri dan Brigpol Robert Marien yang mengalami luka tembak di punggung sebanyak tiga kali. Korban luka sedang dirawat di RSUD Kawera Memberamo Raya. Sementara, korban tewas diterbangkan ke Jayapura untuk dilakukan visum di RS Bhayangkara Jayapura.

Setelah kejadian ini, Kepala Polda Papua dan Pangdam XVII/Cendrawasih membentuk tim gabungan untuk menyelidik penyebab insiden. Tim gabungan tengah melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara. “Situasi pascakejadian sudah kondusif,” kata Anton.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/