Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
20 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
17 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
17 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
17 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
18 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  DKI Jakarta

Pembantaian Muslim di India, GP Ansor: Sewenang-wenang ke Minoritas

Pembantaian Muslim di India, GP Ansor: Sewenang-wenang ke Minoritas
Senin, 02 Maret 2020 12:38 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Yaqut Cholil Coumas alias Gus Yaqut, turut menyesalkan terjadinya konflik mengatasnamakan agama di India yang memakan korban jiwa.

Dari kejadian itu ia berharap semua bisa mengambil pelajaran bahwa beragama tidak boleh didasarkan pada logika mayoritas atau minoritas.

"Karena kalau begitu, yang mayoritas merasa memiliki hak, dalam tanda kutip, untuk melakukan intimidasi dan persekusi, untuk berlaku sewenang-wenang terhadap yang minoritas," kata Gus Yaqut usai acara pelantikan kepengurusan Gerakan Pemuda Ansor Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Minggu malam, 1 Maret 2020.

Ia berharap umat beragama di Indonesia memahami agama sebagai norma yang mendorong pada terciptanya persatuan dan kedamaian. "Norma yang mempersatukan, norma yang mendamaikan, bukan norma sebagai sumber konflik, karena berbeda kemudian dilawan, karena berbeda kemudian diperangi," tandas Gus Yaqut.

Dalam kerangka itu, Ansor, menurutnya, mengambil peran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam sambutan, ia menyebut Ansor besar karena dua hal. Pertama, Ansor tidak pernah menuntut agar dicintai negeri ini. "Ansor tidak pernah menuntut untuk dicintai, apapun yang terjadi," kata Gus Yaqut.

"Ansor tidak pernah luntur kecintaannya kepada Indonesia, walaupun tidak mendapatkan menteri, Ansor tetap mencintai negeri ini. Kedua, Ansor disegani karena taat kepada kiai," tandas Gus Yaqut.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Viva.co.id
Kategori:Peristiwa, Pemerintahan, Politik, DKI Jakarta
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/