Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
Olahraga
14 jam yang lalu
Satoru Mochizuki Tetapkan 13 Pemain Timnas Wanita Tampil di Piala Asia Wanita U 17
2
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
Olahraga
11 jam yang lalu
Ginting Kalahkan Chou Tien Chen, Indonesia Unggul 1-0
3
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
Olahraga
13 jam yang lalu
Indonesia Melaju ke Final Piala Uber 2024, Komang Ayu Jadi Bintang
4
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
Umum
9 jam yang lalu
Meski Cerai, Ria Ricis dan Teuku Ryan Tetap Jaga Hubungan Baik
5
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
Olahraga
8 jam yang lalu
Indonesia Raih Tiket Final Piala Thomas 2024, Jojo: Fajar/Rian Penentu
6
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Olahraga
12 jam yang lalu
Menpora Dito Ajak Dukung Apriyani cs, Ricky Subagja: Tidak Ada Yang Tak Mungkin
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Komisi VI DPR Desak BUMN Kawasan Pariwisata Pertimbangkan Aspek Adat Istiadat di Borobudur

Komisi VI DPR Desak BUMN Kawasan Pariwisata Pertimbangkan Aspek Adat Istiadat di Borobudur
Rabu, 05 Februari 2020 13:19 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Rencana pengembangan kawasan Candi Borobudur di Jawa Tengah, diharapkan tidak menghilangkan aspek adat istiadat. Pasalnya, salah satu peninggalan sejarah yang sudah diakui sebagai keajaiban dunia tersebut juga merupakan tempat ibadah.

Hal ini diungkapkan Anggota Komisi VI DPR RI Evita Nursanty mengulang kembali pertanyaannya saat menggelar rapat dengar pendapat dengan Wakil Menteri BUMN I beserta BUMN Kawasan Pariwisata di Gedung Nusantara I DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2020) lalu.

Menurut Evita harus ada inovasi yang dilakukan BUMN Pariwisata terhadap Candi Borobudur agar tetap bisa dimanfaatkan sebagai pariwisata tanpa menyalahi fungsinya. "Ini tempat beribadah loh. Harusnya kita kan bikin momen-momen ada prosesinya ya. Yang sepertinya sakral. Jadi turis yang pakai tanktop disiapkan sarung selendangnya ditutup. Yang pakai celana pendek ditutup pakai kain. Kainnya boleh disewa boleh dibeli. Ini juga meningkatkan perekonomian dari masyarakat setempat juga. Di Borobudur ini gak ada aturannya saya lihat,” tegas Evita.

Evita turut mengkritisi fasilitas umum yang tersedia di tempat-tempat wisata di Indonesia. Menurutnya fasilitas umum di sana tidak dikelola dengan baik bahkan terlihat kotor sehingga membuat orang enggan memakainya. Sehingga menurutnya ini menjadi tanggung jawab pemerintah dan pengelola untuk memperbaikinya.

"Kemudian fasilitas umum yang dikelola pemerintah, saya blak-blakan saja, jorok fasilitas umumnya. Kebersihan ini yang saya lihat itu sama sekali tidak terjaga. Toilet umum tempat sampah itu sama sekali tidak tertata dengan baik. Ini yang kita inginkan ada perubahan di situ nanti," tandasnya.

Evita mengatakan bahwa tidak sulit mengelola fasilitas umum agar terjaga dengan baik, hanya saja butuh komitmen dari pemerintah dan pengelola.

"Sebenarnya mudah gak perlu mengeluarkan biaya kok pemerintah. Saya pergi ke tempat wisata lain. Pintu toiletnya iklan. Iklan dari toilet paper, iklan dari perusahaan. Itu kan jadi yang ngiklan di situ punya tanggung jawab untuk menjaga kebersihan di toiletnya," tukasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/