Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Ekonomi
2 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
43 menit yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
3
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
30 menit yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
9 menit yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Potensi Zakat Nasional 2020 Berkisar Rp 340an Triliun

Potensi Zakat Nasional 2020 Berkisar Rp 340an Triliun
Selasa, 04 Februari 2020 16:03 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) terus berupaya untuk memaksimal perjuangan zakat dalam menciptakan masyarakat yang sejahtera. Titik paling ideal, adalah menjadikan semua muslim sebagai muzakki (pembayar zakat).

Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo mengungkapkan, potensi zakat nasional tahun 2020 mencapai kisaran angka Rp 340 triliun. Produk Domestik Bruto (PDB) menjadi cara paling mudah dalam menghitung potensi itu.

"Sekitar Rp 340an triliun. Sumber dari zakat itu kan sebetulnya dari kekayaan masyarakat, sehingga yang paling mudah dari Produk Domestik Bruto (PDB)," jelas Bambang.

Sebelumnya, seorang Komisioner salah satu BAZNAS Kota mengaku, "sementara masih menggunakan Aparatur Sipil Negara (ASN)," sebagai variabel penghitungan potensi zakat. Jumlah ASN di kota tersebut dikalikan sekian rupiah-bilangan ratusan ribu-lalu jumlahnya dianggap sebagai potensi zakat di kotanya.

Menurut Bambang, "Itu keliru. Artinya kalau mereka selama ini yang dikejar-kejar kan masih ASN saja. Kalau menurut BAZNAS pusat kan bukan hanya ASN saja. Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Swasta, Perusahaan pun, semuanya dijamah,".

"Yang digital-digital itu 25 persen lho, bulan Januari ini. Sebagian besar adalah anak-anak milenial itu," ungkap Bambang.

Bukan rahasia jika potensi zakat nasional memang belum berhasil dijaring secara optimal selama ini. BAZNAS daerah, baik Provinsi maupun Kota/Kabupaten, diketahui memang tidak bertanggungjawab penuh pada BAZNAS.

Sementara, BAZNAS Pusat, kerap mendapat sertifikat ISO dari Worldwide Quality AssuranceWQA, yang menandakan kinerja BAZNAS memang baik. Dalam pelaporan tiap tahun kepada Presiden, menurut Bambang, "selama ini baik-baik saja. Tidak ada teguran,".

Bahwa perjuangan zakat untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera sehingga tidak ada lagi-atau sulit menemukan-masyarakat yang miskin dan dikualifikasi sebagai penerima zakat (mustahik), BAZNAS pun berupaya untuk mendorong BAZNAS di daerah-daerah agar kian maju dan berprestasi.

"Setiap tahun kami mengumpulkan semua BAZNAS daerah dan semua LAZ (Lembaga Amil Zakat) untuk menghadiri rapat koordinasi nasional (Rakornas) untuk menjaring hal-hal yang harus mereka lakukan," kata Bambang menjelaskan salah satu bentuk upaya sosialisasi guna mendorong kinerja BAZNAS daerah.

Di daerah, kata Bambang, hal mendasar semisal menyusun laporan keuangan sesuai standar akuntansi 109 dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), masih banyak belum mampu dilakukan BAZNAS maupun LAZ di daerah.

Zakat sendiri adalah bagian dari ekonomi syariah. Dan keberadaan mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maruf Amin sebagai Wakil Presiden RI saat ini, dinilai sebagai optimisme bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

Rencananya, pada Rakornas 2020 yang akan digelar di Surabaya, Maruf akan hadir jika Presiden Jokowi berhalangan.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77