Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
Pemerintahan
16 jam yang lalu
Komisi B DPRD DKI Jakarta Soroti Kinerja Tahun 2023 OPD dan BUMD
2
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
Olahraga
4 jam yang lalu
Berpeluang Raih Norma Grand Master, Aditya Butuh 1 Poin Kemenangan
3
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Kalah dari Uzbekistan, Timnas U 23 Indonesia Masih Ada Peluang Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Siapa Merekayasa Isu Larangan Natal di Dharmasraya dan Sijunjung?

Siapa Merekayasa Isu Larangan Natal di Dharmasraya dan Sijunjung?
Foto: Twitter
Rabu, 25 Desember 2019 16:33 WIB
JAKARTA - Menko Polhukam Mahfud MD menduga, ada pihak yang "merekayasa," kontroversi soal larangan perayaan Natal di Kabupaten Dharmasraya dan Sijunjung, Sumatera Barat. Ia pun meminta agar kontroversi itu disudahi.

Menurut dia, situasi di kedua kabupaten itu sebenarnya baik-baik saja. Kata Mahfud di Jalan Widya Chandra V, Jakarta, Rabu (25/12/2019), "di Dharmasraya bagus, Sijunjung bagus, enggak ada masalah. Oleh sebab itu, enggak usah kontroversi lagi lah,".

"Apa yang disebut diskriminasi di berbagai daerah itu hanya ramai di medsos. Seperti Sumbar itu kan medsos saja yang ramai. Mungkin ada orang yang merekayasa itu," kata Mahfud.

Sebelumnya, sejumlah umat Katolik di Dharmasraya, Sumatera Barat, dikabarkan tidak dapat merayakan Natal secara bersama-sama karena sebuah aturan.

Mereka tidak diizinkan menggelar misa dan perayaan Natal oleh pemerintah Nagari Sikabau (setingkat desa) di rumah ibadah sementara.

Karena aturan tersebut, 40 umat Katolik di Jorong Kampung Baru, Nagari Sikabau, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, memutuskan tidak akan merayakan Natal tahun ini.

Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Dharmasraya telah menawarkan fasilitas kendaraan agar mereka dapat melakukan misa di gereja di Kota Sawahlunto atau tempat lain, tetapi umat menolaknya.

"Walaupun hati kami menangis, kami akan patuh. Cuma sampai kapan pemerintah akan memperlakukan kami seperti itu? Tawaran pemerintah seperti transportasi sudah kami sosialisasikan, kata umat tidak usahlah mengadakan ibadah, mungkin ini ujian untuk kita," kata Maradu Lubis, ketua Stasi Jorong Kampung Baru dilansir dari BBC News Indonesia.***

Editor:Muhammad Dzulfiqar
Sumber:kompas.com
Kategori:DKI Jakarta, Politik, Pemerintahan, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/