Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
Olahraga
15 jam yang lalu
Shin Tae-yong: Masih Ada Kesempatan Indonesia Lolos ke Paris
2
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
Umum
17 jam yang lalu
Langkah-langkah Mudah Klaim Asuransi Mobil All Risk, Auto Diterima!
3
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
Olahraga
14 jam yang lalu
Promosi dan Degradasi di Timnas U-16 Selama TC di Yogyakarta
4
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
Pemerintahan
14 jam yang lalu
PT Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Pendapatan Rp 255,6 Miliar
5
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
Pemerintahan
14 jam yang lalu
Sekda DKI Kukuhkan 171 Petugas Penyelenggara Ibadah Haji
6
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Olahraga
15 jam yang lalu
Ketum PSSI Bangga dengan Perjuangan Garuda Muda
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tergelincir di Jembatan Bambu, Seorang Balita Tewas Terseret Banjir di Solok Selatan

Tergelincir di Jembatan Bambu, Seorang Balita Tewas Terseret Banjir di Solok Selatan
Banjir di Solok Selatan, Sumatera Barat. (foto: GATRA.com/Nella Marni)
Jum'at, 13 Desember 2019 20:43 WIB
PADANG- Derasnya arus sungai akibat hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat dini hari (13/12/2019) memakan korban jiwa. Seorang balita hanyut terbawa arus sungai saat menyeberangi jembatan bambu.
 

Dikutip dari Gatra.com, balita malang yang masih berusia empat tahun itu tergelincir karena licinnya jembatan bambu sehabis hujan deras mengguyur 'Nagari Saribu Rumah Gadang' semalam suntuk.

Meskipun warga berbondong-bondong datang menolong, namun nyawa korban tidak bisa diselamatkan, dan ia akhirnya menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan menuju rumah sakit setempat.

"Hujan lebat mengakibatkan debit sungai menjadi besar. Akibatnya korban langsung hanyut. Korban dapat diselamatkan setelah 50 meter dari lokasi jatuh," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solok Selatan, Rusdi Harmen saat dihubungi Gatra dari Padang, Jumat (13/12/2019).

Harmen mengatakan, tingginya intensitas hujan menghanyutkan sembilan rumah yang berada di pinggir sungai akibat luapan sungai. Selain itu, sekitar 1.000 unit rumah terdampak dengan ketinggian air masuk rumah dari 50-120 centimeter. Sedangkan jumlah korban jiwa yang terdampak sekitar 7.000 jiwa.

Belum selesai masa tanggap darurat kedua yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat (Sumbar), banjir bandang kembali menghantam 'Nagari Seribu Rumah Gadang' pada Jumat pagi (13/12). Tiga kecamatan yang dihantam banjir bandang di Nagari Saribu Rumah Gadang diantaranya Koto Parik Gadang Diateh, Sungai Pagu dan Pauh Duo.

Saat ini, korban banjir sudah melakukan evakuasi mandiri menuju daerah yang lebih tinggi dibantu oleh BPBD Solok Selatan. "Untuk jumlah korban terdampak hingga saat ini masih dalam pendataan pihaknya," katanya.

Sementara Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau memprakirakan beberapa hari ke depan sejumlah daerah di provinsi Sumbar masih diguyur hujan dengan intesitas sedang hingga lebat.

"Desember merupakan puncak hujan di Sumbar. Kamis mengimbau masyarakat agar mewaspadai bencana hidrologi serta mengurangi kegiatan di luar rumah," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha. (gtr)

 

Editor:arie rh
Sumber:Gatra.com
Kategori:Sumatera Barat, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/